Gejolak Rupiah
Tanggapan Yunarto Wijaya soal Beda Kondisi Ekonomi Tahun 2018 dan 1998
Pengamat politik Yunarto Wijaya sebut penjelasan soal perbedaan kondisi ekonomi negara tahun 2018 dengan 1998 bukan hal yang dibutuhkan saat ini.
Penulis: Ananda Putri Octaviani
Editor: Lailatun Niqmah
"Krisis utang swasta tersebut yang kemudian mendorong tekanan pada rupiah di mana tingkat depresiasinya mencapai sekitar 600 persen dalam kurun waktu kurang dari setahun, dari Rp 2.350 per dolar AS menjadi Rp 16.000 per dolar AS," jelas Josua.
Ia menambahkan, kondisi itu sangat berbeda dengan saat ini.
Menurutnya, pengelolaan utang luar negeri swasta cenderung lebih berhati-hati.
Bank Indonesia (BI) juga telah mewajibkan transaksi lindung nilai bagi korporasi dalam rangka mengelola risiko nilai tukar.
"Pengelolaan yang lebih baik dari utang luar negeri swasta terlihat dari pertumbuhan utang jangka pendek yang cenderung rendah. Dalam jangka pendek, BI akan tetap mengelola stabilitas nilai tukar rupiah dengan melakukan dual intervension di pasar valas dan pasar obligasi," terangnya.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Bank Indonesia (BI), Badan Pusat Statistik (BPS), dan CEIC, rupiah terdepresiasi sangat dalam pada periode September 1997 ke September 1998.
Pada September 1997, rupiah berada di level Rp 3.030 per dolar AS dan terdepresiasi hingga 254 persen pada September 1998 menjadi Rp 10.725 per dolar AS.
Sementara pada September 2017, rupiah ada pada level Rp 13.345 per dolar AS dan melemah hanya 11 persen per tanggal 3 September 2018 menjadi Rp 14.815 per dolar AS.
"Kala pelemahannya seperti 1998, rupiah seharusnya mencapai Rp 47.241 per dolar AS pada September 2018," tulis data tersebut.
Hal lainnya yang kemudian membedakan kondisi rupiah 1998 dengan rupiah 2018 adalah dari sisi cadangan devisa.
Cadangan devisa 1998 tercatat 23,61 miliar dolar AS, sedangkan pada 2018 mencapai 118,3 miliar dolar AS.
Selanjutnya, peringkat surat utang pemerintah 20 tahun silam adalah junk yang artinya di bawah layak investasi dan kualitasnya jelek.
Sementara pada 2018, peringkat surat utang pemerintah adalah BBB dengan outlook stabil atau layak investasi (investment grade).
Di sisi lain, dari sisi net capital inflow secara kuartalan, kondisi pada kuartal II 2018 jauh lebih baik yakni berada pada angka 4,015 miliar dolar AS.
Kondisi itu jauh lebih baik dibandingkan net capital inflow pada kuartal II 1998 yaitu minus 2,470 miliar dolar AS.