Rachland Nashidik Sebut Kehidupan Rocky Gerung Diintai, Yunarto Wijaya: Hafal Banget
Direktur Charta Politika, Yunarto Wijaya memberikan tanggapan terkait pernyataan Wasekjen Partai Demokrat, Rachland Nashidik soal Rocky Gerung.
Penulis: Vintoko
Editor: Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Pengamat politik yang juga Direktur Charta Politika, Yunarto Wijaya memberikan tanggapan terkait pernyataan Wasekjen Partai Demokrat, Rachland Nashidik soal Rocky Gerung.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan melalui akun Twitternya, @yunartowijaya yang diunggah pada Senin (3/9/2018).
Awalnya, Yunarto mentautkan pemberitaan terkait pernyataan Rachland Nashidik yang menyoroti pelarangan diskusi dengan narasumber Rocky Gerung.
• Rachland Nashidik Sebut Kehidupan Rocky Gerung Diintai hingga Dapat Ancaman Fisik
Dalam pemberitaan itu, Rachland menyinggung gerakan #2019GantiPresiden yang dapat pengadangan.
Lantas, Rachland menyebut Rocky Gerung mendapat ancaman fisik hingga diintai kehidupan pribadinya.
Terkait hal itu, Yunarto mengatakan jika kader Demokrat memahami betul kehidupan Rocky Gerung.
"Hafal banget kader demokrat sama kehidupan RG," cuit Yunarto Wijaya.
Sebelumnya diberitakan TribunWow.com, Wasekjen Partai Demokrat Rachland Nashidik tampak menyoroti pelarangan diskusi dengan narasumber pengamat politik Rocky Gerung.
Awalnya, Rachland Nashidik membahas mengenai pengadangan terkait deklarasi #2019GantiPresiden.
Rachland sempat menyinggung soal Jokowi yang dianggapnya membenarkan pengadangan tersebut.
"Hak saya atas kebebasan demokratik tidak dibatasi hak orang lain. Justru, hak saya dijamin oleh hak orang lain.
Fungsi hukum: melindungi hak, misalnya hak kebebasan berpendapat -- bukan pendapat itu sendiri.
Saat ini hukum melindungi pendapat #2019GantiPresiden adalah makar.
Pak @jokowi, Anda hanya bisa membenarkan pengadangan atau persekusi aktivis gerakan #2019GantiPresiden atas nama otoritarianisme -- bukan demokrasi.
Dulu, saya tumbuh dalam politik otoritarian yang mengajarkan "demokrasi ada batasnya" dan kebebasan demokratik bisa "digebuk". Presidennya Soeharto.