Breaking News:

Pilpres 2019

Jika Prabowo-Sandi Menang, Pilpres 2024 Bisa Terjadi Pertarungan Ketiga Jokowi Versus Prabowo

Perlu diketahui pilpres 2014 dan 2019 mendatang kembali mempertarungkan Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto.

Serambi Indonesia
Prabowo dan Jokowi 

TRIBUNWOW.COM - Pengamat politik Effendy Gazhali memberikan komentar terkait gelaran pemilihan presiden (pilpres) dua kali berturut-turut yang diisi oleh nama calon presiden (capres) yang sama.

Hal ini dikemukakan Effendy dalam tayangan Indonesia Lawyers Club, TV One, Rabu (15/8/2018).

Perlu diketahui pilpres 2014 dan 2019 mendatang kembali mempertarungkan Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto.

Mulanya, Effendy mengatakan pertanyaan dari anak temannya yang bertanya kepadanya terkait selalu dua nama yang bertarung dalam dua pilpres yang bersamaan.

Pertanyaan dari anak itu pun mengisyaratkan jika hanya ada dua pilihan untuk presiden dalam memimpin Indonesia pada periode-periode selanjutnya.

Sandiaga Uno Apresiasi Pedagang yang Tetap Berjualan di Tengah Musibah Gempa Lombok

 

"Ada anak dari teman saya menyampikan pada bapaknya, kalau nanti Pak Jokowi misalnya kalah, lalu Pak Prabowo yang jadi presiden, lalu sesudah itu lima tahun kemudian Pak Jokowi maju lagi ya? Jadi kita terus saja, Jokowi Prabowo, Jokowi Prabowo," ujar Effendy Ghazali sembari menirukan anak temannya yang bertanya.

Pertanyaan itu pun disambut tawa dari penonton yang turut hadir di studio.

Atas pertanyaan itu, Effendy menjawab jika hal ini akan diputuskan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) melalui Mahkamah Konstitusi (MK).

"Saya jawab tenang saja ini memang pemilu serentak yang saya ajukan, sementara ini menyedihkan, tapi KPU punya waktu sampai 16 November untuk menyelesaikan persengketaan, calon DPR, DPD, DPRD, Presiden dan Wakil Presiden, moga-moga ini mengetuk hakim-hakim konsitusi untuk memutuskan sesuatu yang mulia, dan mereka bukan dari kerjaaan ubur-ubur," jawab Effendi yang diakhiri dengan kelakarnya.

Soal Biaya Politik Sandiaga, Fahri Hamzah: Sebagai Pengusaha, Mungkin Beliau Terbiasa Rugi 1 Triliun

 

Selain itu, Effendy juga menambahkan atas pilihan Jokowi yang menggandeng KH Maruf Amin sebagai cawapresnya, membuat aura Jokowi sedikit hilang.

"Ada kesan bahwa ketika Pak Jokowi bersama KH Maruf Amin, justru aura Jokowinya keambil sedikit," ujar pengamat politik ini.

Sementara itu, hal yang berbeda ada pada kubu Prabowo.

Karena ketika Prabowo maju di depan publik, ia selalu menggandeng para politikus muda.

"Sementara ketika Prabowo tampilkan Sandi itu kalo tampil di depan, itu Prabowo nya bicara sedikit lalu langsung Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) nya ditampilkan ke depan yang bermanfaat bagi demokrat, lalu bukan Amien Rais (Dewan Pengarah PAN) yang ditampilkan di depan tapi Hanafi Rais yang ditampilkan di depan jadi artinya ini semacam kebalikan dari yang di sana (Jokowi)," tambah Effendy Ghazali.

Setelah Memboikot Apple, Turki Lakukan Penggandaan Tarif Impor dari Amerika Serikat

 

Hal itu dianggap Effendy sebagai cara Prabowo untuk mempersiapkan kader muda ke masa depan Indonesia.

Halaman
12
Sumber: TribunWow.com
Tags:
JokowiPrabowo SubiantoEffendi Gazali
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved