Pilpres 2019
Andi Arief: Partai Demokrat Takkan Bergabung dengan Komitmen Kampanye Sandiaga, PAN, dan PKS
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Andi Arief baru-baru ini mengungkapkan hasil diskusi strategi memenangkan Prabowo
Penulis: Maria Novena Cahyaning Tyas
Editor: Astini Mega Sari
TRIBUNWOW.COM - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Andi Arief baru-baru ini mengungkapkan hasil diskusi strategi memenangkan Prabowo yang dilakukan pada Rabu (15/8/2018) malam.
Hal ini ia utarakan melalui akun Twitternya @AndiArief__ pada Kamis (16/8/2018).
Andi menyebut bahwa Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) serta para calon legislatif (caleg) Demokrat akan berkampanye demi memenangkan Prabowo Subianto.
Sebagai gantinya, Prabowo akan berkampanye untuk Partai Demokrat di forum-forum kecil, sedang, dan besar yang telah disiapkan.
• Anies Baswedan Sebut Sudah Ada Kesepakatan antara Gerindra dan PKS Mengenai Kursi Wagub DKI
Lebih lanjut, Andi Arief menyebutkan bahwa Partai Demokrat tidak akan mencampuri ataupun bergabung dengan komitmen kampanye Sandiaga Uno, PAN, serta PKS.
Andi menjelaskan bahwa sejauh ini pembicaraan intens Partai Demokrat baru dilakukan dengan Prabowo dan Partai Gerindra.
Wasekjen Partai Demokrat ini bahkan menyebut bahwa sesekali Prabowo, AHY, dan SBY bisa bergabung dalam kampanye yang diadakan Partai Gerindra.
"Diskusi strategi taktik memenangkan Prabowo tadi malam: Partai demokrat, AHY, SBY dan para caleg demokrat berkampenye memenangkan demokrat dan Prabowo.
Sebaliknya Prabowo berkampenye untuk partai demokrat di forum-forum kecil sedang dan besar yang disiapkan Demokrat.
Partai Demokrat tidak akan mencampuri bahkan bergabung dengan komitmen kampanye Sandi PAN dan PKS.
Sampai saat ini pembicaraan intens dan matang itu berkoalisidengan Prabowo dan Gerindra.
Sesekali Prabowo, AHY dan SBY bisa bergabung dalam kampanye yang diadakan Gerindra," tulis Andi Arief.

• Guntur Romli: Ancaman Pilpres 2019 Ternyata Bukan Isu SARA
Diberitakan sebelumnya, pada Rabu (15/8/2018) politisi Partai Demokrat Andi Arief juga menanggapi perihal gagalnya Mahfud MD mendampingi Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019.
Andi menyimpulkan bahwa kegagalan Mahfud MD mendampingi Jokowi di Pilpres 2019 murni karena ada tekanan politik yang tidak bisa ditukar dengan uang.
Ia menambahkan beda dengan kasus mahar Rp 500 miliar dan Sandiaga Uno.
@AndiArief__: "Saya menyaksikan Penjelasan Pak Prof @mohmahfudmd semalam kesimpulan saya murni pertarungan kegagalannya. Ada tekanan politik yg serius dan tidak biaa ditukar dengan uang. Beda dengan Tekanan politik ditukar Mahar dalam kasus Sandi Uno."

• Salah Sebut Nama Belakang Megawati saat Pidato, Ketua DPR: Maaf, Ibunda
Lebih lanjut, Andi Arief memberikan analogi terkait koalisi Partai Demokrat dan Partai Gerindra.
Menurutnya Partai Demokrat bak istri setia yang tetap mempertahankan bahtera rumah tangga padahal sang suami ketahuan selingkuh dan memiliki istri muda yang mata duitan.
@AndiArief__: "Meneruskan koalisi dengan Prabowo ini bagi Demokrat Ibarat Istri setia meneruskan bahtera rumah tangga dimana suami yang baru menikah tertangkap selingkuh dan diam-diam punya istri muda yg mata duitan."
Andi Arief juga menjelaskan bahwa gerakan #2019GantiPresiden ini tujuannya tak murni untuk mengganti presiden.
• Jika Prabowo-Sandi Menang, Pilpres 2024 Bisa Terjadi Pertarungan Ketiga Jokowi Versus Prabowo
Dirinya menyebut hal ini adalah taktik 'dua istri muda' untuk menaikkan uang belanja.
Andi tak menyebut siapakah yang dimaksud dengan 'dua istri muda' tersebut.
"Gerakan #2019GantiPresiden bukan untuk mengganti Presiden, tapi itu hanya taktik dua istri muda untuk menaikkan uang belanja.
Rakyat dimobilisasi, elitenya bagi-bagi uang," tulis Andi Arief.

• Cak Imin: Saya dan Pak Mahfud Tidak Pernah Bermasalah
Diketahui sebelumnya, hubungan antara Partai Demokrat dan Partai Gerindra memanas jelang tenggat waktu pendaftaran calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pada Jumat (10/8/2018).
Hal ini disebabkan oleh nama Sandiaga Uno yang tiba-tiba masuk dalam bursa cawapres Prabowo hingga memancing reaksi Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Andi Arief yang menyebut Prabowo sebagai 'jenderal kardus'.
Keputusan Prabowo Subianto memilih Sandiaga Uno sebagai pendampingnya di Pilpres 2019 ini sempat membuat Partai Demokrat membatalkan koalisi dan mengadakan pertemuan darurat pada Jumat (10/8/2018) pagi untuk menentukan sikap selanjutnya.
Dikutip TribunWow dari Breaking News KompasTV, Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat EE Mangindaan menegaskan bahwa Partai Demokrat akan mendukung pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
• Cara Unik Kaesang Pangarep Bungkam Haters dengan Promosi Sang Pisang
Hal ini berdasarkan pertimbangan survei internal Partai Demokrat.
"Hasil survei internal menunjukkan bahwa 62 persen mendukung Pak Prabowo dan 38 persen mendukung Pak Jokowi.
Atas dasar ini, dan sejumlah pertimbangan-pertimbangan lainnya, Majelis Tinggi Partai Demokrat memutuskan untuk melakukan penjajakan koalisi dengan Bapak Prabowo Subianto.
• Sandiaga Uno Apresiasi Pedagang yang Tetap Berjualan di Tengah Musibah Gempa Lombok
Setelah beberapa kali melakukan pertemuan dengan pihak Pak Prabowo dan Partai Gerindra, serta partai pengusung lainnya maka Majelis Tinggi Partai Demokrat pada sidang pagi hari ini (10/8/2018) memutuskan untuk mengusung pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno," tegas EE Mangindaan. (*)