Pilpres 2019
Unggah Foto KH Maruf Amin, Hidayat Nur Wahid Beri Kutipan soal Polemik Kesantrian Sandiaga Uno
Waketum Majlis Syura ini juga mengaitkan soal polemik ke-santrian Sandiaga Uno yang ramai dibincangkan dengan pernyataan Maruf Amin
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Claudia Noventa
Sementara itu, dikutip dari Kompas.com, polemik kesantrian Sandiaga Uno ini dimulai saat Presiden PKS, Sohibul Iman, mengakui dalam kacamata publik selama ini, Sandiaga tidak masuk dalam kategori santri.
Namun, ia mengaku memiliki pandangan yang berbeda.
"Saya kira, beliau hidup dialam modern, tapi beliau mengalami proses spiritualisasi dan Islamisasi. Saya bisa mengatakan, Saudara Sandi merupakan sosok santri di era post Islamisme," ujar Sohibul.
• Jadi Jubir Tim Kampanye Jokowi-Maruf, Farhat Abbas Disiapkan untuk Hadapi Kritik Fadli Zon
"Mudah-mudahan dia benar-benar menjadi contoh pemimpin Muslim yang kompatibel dengan perkembangan zaman," tambah Sohibul.
Sandiaga pun menanggapi positif pernyataan dari Sohibul Iman ini.
Julukan santri era post islamisme yang disematkan padanya ini mulanya dikira diberikan padanya karena berkaitan dengan kegiatan kewirausahaannya.
"Mungkin Pak Sohibul Iman mengaitkan posisi saya di santripreneur. Bersama dengan Himpunan Pengusaha Santri Indonesia yang dipimpin Gus Gozali, waktu itu saya di dewan pembina," kata Sandiaga ditemui di Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (13/8/2018).
Menurut Sandiaga, era post-islamisme berarti santri tidak hanya belajar agama.
• Andi Arief Mengaku Diperintahkan Partai untuk Menyampaikan Adanya Mahar Politik 500 M pada Publik
Namun, juga berinovasi. Ia menilai santri sebaiknya belajar berwirausaha dan membuka lapangan kerja.
"Kami lagi mendorong santri ini menjadi entrepreneur karena santri ke depan adalah santri yang inovatif yang juga bisa memulai usaha dan membuka lapangan kerja," ujar dia.
Sandiaga mengakui ia memang bukan lulusan pesantren.
Ia lulus dari SD PSKD, kemudian lanjut ke SMPN 12 Jakarta, dan SMA Pangudi Luhur. (TribunWow.com/Tiffany Marantika)