Potret Kegiatan Kalina Oktarani Kunjungi Korban Gempa Lombok, Hibur Anak-anak hingga di Dapur Umum
Seleb Kalina Oktarani mengunjungi lokasi pengungsian para korban gempa Lombok. Bersama rekan-rekannya, Kalina melakukan kegiatan pengobatan
Penulis: Wulan Kurnia Putri
Editor: Lailatun Niqmah
Malu saya karena sering mengeluh..
Selalu merasa kurang..
Melihat mrk yg masih bisa tertawa disaat seperti ini menjadi tamparan utk saya.
Utk lbh mensyukurin nikmat Allah yg Dia berikan untuk saya..
Ya Allah berikan saudara2ku kesehatan, ringankan penderitaan mrk.. Aamiin YRA" tulis Kalina.
• Jadi Juara Piala AFF U-16 2018, Pelatih Fakhri Husaini Bedakan Timnas Indonesia Dulu dan Sekarang
Selama di Lombok, Kalina pun tak segan untuk menyantap nasi bungkus dengan lauk seadanya.
• Bahas Polling Pilpres di Twitter, Ruhut Sitompul: Lucu Banget, Kalau Bohong Jangan Tanggung-tanggung
Tak hanya menghibur para korban gempa, Kalina menyatakan juga akan mengunjungi dapur umum untuk membantu ibu-ibu memasak.
"Destinasi terakhir utk hari ini, di Desa Jeringo. Lombok Barat. Insha Allah besok masuk ke dapur umum utk bantu2 ibu2 disini masak.." tulis Kalina.
• Jadi Kader PDIP, Krisdayanti Beberkan Pesan yang Didapatkannya dari Megawati Soekarnoputri
Sementara itu diberitakan Tribunnews.com, hingga Sabtu (11/8/2018) tercatat 392 orang meninggal dunia akibat gempa bumi 7 SR di wilayah NTB dan Bali.
Sebaran jumlah korban meninggal dunia akibat gempa adalah di Kabupaten Lombok Utara 339 orang, Lombok Barat 30 orang, Kota Mataram 9 orang, Lombok Timur 10 orang, Lombok Tengah 2 orang dan Kota Lombok 2 orang.
Jumlah korban luka-luka tercatat 1.353 orang, terdiri 783 orang luka berat dan 570 orang luka ringan.
Sementara itu jumlah pengungsi mencapai 387.067 orang yang tersebar di ribuan titik pengungsian.
Kerusakan fisik meliputi 67.875 unit rumah rusak, 606 sekolah rusak, 6 jembatan rusak, 3 rumah sakit rusak, 10 puskesmas rusak, 15 masjid rusak, 50 unit mushola rusak, dan 20 unit perkantoran rusak.
Bantuan logistik terus didistribusikan kepada pengungsi.
Yang menjadi persoalan adalah terbatasnya jumlah kendaraan untuk mengangkut penyaluran logistik.