Breaking News:

Jawaban Jokowi terkait Pidatonya yang Menuai Banyak Polemik

Pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang diungkapkan di depan para relawan pendukungnya banyak menuai polemik.

Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Wulan Kurnia Putri
Tribunnews.com/Chaerul Umam
Rapat umum Relawan Jokowi yang digelar di SICC, Bogor, Sabtu (4/8/2018) 

TRIBUNWOW.COM - Pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang disampaikan di depan para relawan pendukungnya banyak menuai polemik.

Hal ini dikarenakan Jokowi meminta relawannya untuk tidak takut apabila mendapat serangan dari lawan politik.

Pernyataan Jokowi itu banyak disebar melalui sosial media dari potongan video.

Menanggapi video pidatonya yang banyak menuai polemik, Jokowi pun mengatakan jika harus menonton video secara komplet dahulu untuk bisa mengomentari secara utuh.

"Dintonton komplet dong, coba dirunut ke atas, jangan diambil sepotongnya saja. Nanti enak yang mengomentari, kalau seperti itu. Dilihat secara keseluruhan, konteksnya kan kelihatan," ujar Jokowi yang dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Senin (6/8/2018).

Mochtar Pabotinggi: Pak RT Saya Sekolahnya Kalah Jauh dari AHY, Namun Berpidato dengan Meyakinkan

Diberitakan sebelumnya, sejumlah tokoh politik pun turut berkomentar terkait arahan Jokowi.

Hal tersebut tampak dari laman Twitter sejumlah tokoh yang diunggah pada Sabtu (4/8/2018).

Kadiv Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengatakan apabila arahan yang diberikan Jokowi adalah sebuah bentuk provokasi.

Menurut Ferdinand, sangat tidak etis apabila seorang presiden memberikan arahan yang mengarah pada kekerasan.

"Pak @jokowi sepertinya ingin memprovokasi relawannya.

Sangat tidak etis seorang presiden menganjurkan nilai kekerasan kepada pendukungnya.

Mestinya presiden menyarakan relawannya utk bersikap mematuhi aturan hukum,

bkn memprovokasi mengikuti gaya premanisme.

Naudzubillah..!!," tulis Ferdinand Hutahaean melalui @LawanPolitikJKW.

Reaksi Mochtar Pabottinggi saat Ditantang untuk Debat dengan AHY oleh Andi Arief

Cuitan Ferdinand Hutahaean
Cuitan Ferdinand Hutahaean (Twitter)

Kemudian ada Ketua DPP Demokrat Jansen Sitindaon yang menganggap apabila anjuran seperti itu mencerminkan titik terendah Jokowi sebagai seorang presiden.

Menurut Jansen, Jokowi bisa tumbang lantaran omongannya sendiri.

@jansen_jsp: Tumbang anda kalau begini ceritanya pak @jokowi.

Sumber perpecahan ternyata dr Presidennya sendiri!

Andaipun menang anda tdk akan menang terhormat karena menganjurkan rakyat anda sendiri berkelahi.

Anjuran kekerasan ini titik terendah anda sebagai Presiden.

--Unforced error!!

Cuitan Jansen Sitindaon
Cuitan Jansen Sitindaon (TWITTER)

Jawab Tantangan Debat dengan AHY, Politisi PDIP Budiman Sudjatmiko: Lebih Baik One on One

Selain itu, Eva K Sundari selaku Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan PDIP juga menuliskan pidato yang ia unggah melalui gambar di Twitter @evndari, Senin (6/8/2018).

Eva menuliskan pidato kutipan lengkap yang di sampaikan Jokowi kala itu.

"Jangan bangun permusuhan, jangan membangun ujaran kebencian, jangan membangun fitnah-fitnah, tidak usah mencela, tidak usah suka menjelekkan orang. Tapi, kalau diajak berantem juga berani."

"Tapi jangan ngajak loh. Saya bilang tadi, tolong digarisbawahi. Jangan ngajak. Kalau diajak, tidak boleh takut...."

"Kalau di sana militan, di sini harus lebih militan. Kalau di sana kerja keras, di sini lebih kerja keras lagi. Kalau di sana bersatu, kita harus lebih bersatu lagi,......." 

Sementara itu, diberitakan dari Kompas.com, pernyataan Jokowi yang dianggap sebagai arahan itu langsung membuat para relawan yang memadati ruangan acara bersorak dan berteriak heboh.

Jokowi membiarkan kehebohan berlangsung sekitar 15 detik sebelum ia kembali melanjutkan arahannya.

"Tapi jangan ngajak (berantem) loh. Saya bilang tadi, tolong digarisbawahi. Jangan ngajak. Kalau diajak (berantem), tidak boleh takut," kata Jokowi lagi-lagi disambut antusias oleh para relawan.

Jokowi Perintahkan Wiranto untuk Mengoordinasi Penanganan Pascagempa Berkekuatan 7 SR di Lombok

Namun, sebelum Kepala Negara mengeluarkan kata-kata kontroversial tersebut, wartawan yang meliput sudah buru-buru diminta untuk meninggalkan ruangan acara.

Sejak awal, wartawan memang sudah diwanti-wanti oleh pihak Istana hanya diberi waktu lima menit untuk bisa meliput pidato Jokowi lima menit pertama.

"Ini berlaku untuk semuanya, baik wartawan tulis, kameraman dan fotografer," kata petugas Istana itu mewanti-wanti.

Hal ini berbeda dari kebiasaan.

Biasanya, apabila memang acara Jokowi berlangsung tertutup, maka wartawan tidak diizinkan meliput dan hanya diberi kesempatan mengambil gambar sebelum dimulainya acara.

Sementara, apabila acara berjalan terbuka, maka wartawan biasanya bisa meliput hingga pidato selesai.

Tepat setelah lima menit pidato Jokowi berjalan, petugas Istana dibantu oleh panitia acara pun langsung meminta wartawan keluar ruangan.

Mantan Peneliti Utama LIPI Mochtar Pabotinggi Ungkap Perbandingan Orasi AHY dengan Pidato Jokowi

Sementara, kata-kata "berani diajak berantem" itu keluar dari mulut Jokowi di menit ke-8 detik ke-50.

Saat itu, kebanyakan wartawan yang meliput sudah keluar meninggalkan ruangan acara.

Namun, sebagian wartawan termasuk Kompas.com masih berada di dalam ruangan karena tidak terpantau oleh petugas Istana.

Alhasil, bagian pidato Jokowi yang kontroversial itu juga tetap tersiar ke publik.

Belakangan, potongan video pidato Jokowi yang direkam oleh relawan juga viral di media sosial.

Pidato Jokowi tersebut langsung direspon negatif khususnya oleh para lawan politik dan kelompok oposisi.

Rachland Nashidik Sebut Arahan Jokowi hanya Demi Diri Presiden Sendiri

Mereka menilai Jokowi telah memprovokasi rakyatnya untuk berkelahi secara fisik.

Namun, mereka yang ada di kubu Jokowi justru memberikan pembelaan.

Menurut mereka, yang dimaksud Jokowi bukan lah berkelahi secara fisik, namun beradu argumentasi. (TribunWow.com/Tiffany Marantika)

Sumber: Kompas.com
Tags:
JokowiFerdinand HutahaeanJansen Sitindaon
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved