Karyawan Google Tewas Dikeroyok Ribuan Massa yang Terpancing Kabar Hoaks
Seorang karyawan Google Mohammad Azam (32) tewas dikeroyok massa yang terpancing oleh kabar hoaks yang tersebar di pesan berantai aplikasi WhatsApp.
Penulis: Laila N
Editor: Fachri Sakti Nugroho
Beberapa orang ditangkap setelah teridentifikasi melalui video yang beredar.
Berikut kronologi lengkap peristiwa tersebut, dikutip dari Indiatoday.
• OTT di Lapas Sukamiskin, Rustam Ibrahim: Waktunya Jokowi Tegur Keras, kalau Perlu Copot Kemenkumham
1. Azam, yang sebelumnya dilaporkan sebagai insinyur Google, bersama dengan tiga temannya berangkat dari Hyderabad untuk bertemu dengan seorang kerabat dan menghadiri suatu acara di Bidar.
Dalam perjalanan kembali, mereka berhenti untuk melihat sebidang tanah yang ingin mereka beli.
2. Ketika mereka berhenti untuk minum teh di dekat sekolah di Murki Village, mereka melihat anak-anak sekolah pulang ke rumah.
Menyaksikan anak-anak, warga Qatar teman Azam, Salham, mulai membagikan cokelat kepada murid-murid tersebut.
3. Beberapa penduduk desa merasakan bahwa beberapa orang asing mencoba memancing anak-anak dengan cokelat, ia kemudian membunyikan alarm dan segera orang mulai berkumpul di lokasi kejadian.
4. Merasakan bahaya, keempat pria itu masuk ke mobil dan pergi.
Namun, pada saat itu, beberapa penduduk desa sudah mulai menangkap video dan gambar dan menyebarkannya di berbagai grup WhatsApp.
5. Pesan dan video menjadi viral dan pada saat kelompok tersebut mencapai desa berikutnya mereka telah dikelilingi oleh penduduk desa yang juga memblokir semua jalan keluar dari desa menggunakan pohon.
6. Azam, yang mengendarai mobil, mencoba menghindari pengahalang dengan mengambil yang berbeda.
Alih-alih berhasil kendaraan mereka justru jatuh ke dalam parit, yaitu ketika penduduk desa yang marah menyeret mereka keluar dan memukuli mereka tanpa ampun.
7. Meskipun dua polisi tiba di tempat, mereka tidak dapat melewati massa untuk mencapai empat orang yang menderita luka parah.
Azam meninggal di tempat sementara yang lain menderita luka kritis.
Dua hari kemudian, polisi Karnataka menangkap 32 orang termasuk administrator grup WhatsApp dan beberapa wanita.
Lebih dari 20 orang telah tewas di India karena pesan yang belum diverifikasi beredar di berbagai kelompok WhatsApp (pesan hoaks).
Pola dalam semua insiden brutal ini adalah sama.
Yakni desas-desus penculikan anak yang memicu kemarahan pada orang-orang tidak bersalah.
Ironisnya, meskipun kesadaran yang meningkat di media dan peringatan berulang oleh pemerintah, pola ini tidak berubah dan orang-orang terus mempercayai desas-desus secara membabi buta sebelum memverifikasi informasi tersebut.
WhatsApp juga memperkenalkan fitur seperti memberikan kemampuan kepada administrator grup untuk membatasi olah pesan dan label "diteruskan" yang sekarang dilampirkan ke pesan yang dibagikan ulang.
Namun tampaknya sejauh ini, langkah-langkah ini belum mengubah kenyataan di lapangan (India). (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)
• Pihak Daihatsu Buka Suara soal Terbakarnya Mobil Neno Warisman