Pilkada Serentak 2018
Meski Kalah di Quick Count, LSI Denny JA Sebut Pasangan Sudrajat-Syaikhu Hebat, Ini Alasannya
LSI Denny JA menyebut pasangan Sudrajat-Syaikhu (ASYIK) merupakan pasangan calon yang hebat meski kalah di quick count.
Penulis: Woro Seto
Editor: Astini Mega Sari
TRIBUNWOW.COM - LSI Denny JA memberikan gambaran tentang Pilkada Jawa Barat.
Lembaga survei ini juga menyebut pasangan Sudrajat-Syaikhu (ASYIK) merupakan pasangan calon yang hebat meski kalah di quick count.
Denny JA menyebut mesin politik yang bekerja 2 minggu terakhir dapat menentukan kemenangan.
"Karena pada saat itu migrasi suara paling besar terjadi, di Indonesia loyalitas tokohnya sangat kecil Pemilih di Indonesia ini termasuk pemilih pengambang, yang kedekatan tokohnya lebih terpengaruhi oleh isu, sehingga 2 minggu terakhir itu menentukan," ujar Denny JA seperti yang dilansir TribunWow.com, dari akun Youtube Denny Ja 2017, Rabu (27/6/2018).
"Di sebuah wilayah yang sangat kompetitif, antara Ridwan Kamil, Deddy Mizwar, Sudrajat. Nah, ASYIK ini memiliki mesin PKS yang sangat dahsyat, di sejumlah lembaga survei menyebut Ridwan Kamil menang, disusul oleh Deddy Mizwar, tapi yang terjadi kali ini, pasangan ASYIK ini hampir mengejar Ridwan Kamil," tambahnya.
Denny JA menyebut jika pasangan ASYIK mengambil suara ditukungan terakhir.
"Pasangan ASYIK ini mengambil suara ditukungan terakhir, melalui mesin politiknya yaitu PKS," ujarnya.
• Faizal Assegaf Sebut Kekalahan di Pilgub Jabar Buat PKS Gagal Usung Cawapres
Dalam videonya tersebut, Denny JA juga memberikan keterangan atas hasil lembaga surveinya.
Denny JA menyebut bahwa data yang ia gunakan untuk melakukan perhitungan cepat adalalah valid.
Namun ia juga meminta bahwa hasil resminya diumumkan oleh KPUD.
Kemudian, ia menambahkan jika upayanya membuat perhitungan cepat lantaran dua alasan.
"Pertama, pengumuman KPUD lama, dan kita telah melakukan lebih dari 200 quick count dan tidak ada satupun yang meleset. Kedua rakyat berhak tahu siapa pemenang hari ini juga," kataDenny JA.
• Dinilai Tak Sopan, Fredrich Yunadi Divonis 7 Tahun Penjara
Setelah itu, Denny JA membeberkan alasan Sudirman Said kalah dan Ganjar Prabowo menjadi pemenang.
Menurutnya, tokoh yang memiliki kantong suara terbesar mampu memenangkan Pilkada.
"Pertama adalah, siapa yang memenangkan kantong besar suara di provinsi itu, setiap provinsi memiliki kantong besar, suka tidak suka itu sifatnya sangat promordial, misalnya, di NTB kantong besar Sumbawa berbeda perilakunya dengan kantong suara di Lombok," ujarnya.