Tudingan Mark Up: Komentar Luhut hingga Data Perbandingan LRT Palembang dengan Filipina dan Malaysia
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Laut, Luhut Binsar Pandjaitan ikut mengomentari polemik yang disebutkan Prabowo mengenai nilai pembangunan LRT.
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Laut, Luhut Binsar Pandjaitan ikut mengomentari polemik yang disebutkan Prabowo mengenai nilai pembangunan Light Rail Transit (LRT).
Dilansir Tribunwow.com dari Kompas.com, Luhut justru menyindir bahwa informasi yang diterima Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto tidak pas.
Luhut menambahkan, LRT yang disebut Prabowo itu memiliki rata-rata Rp 400 miliar per kilometer (km).
Sedangkan di tempat lain, ada yang Rp 600 miliar hingga Rp 1 triliun per km.
• Politisi PKPI Prediksi Prabowo Merapat ke Jokowi
"LRT itu kalau 7 juta dollar per km, kasihan Pak Prabowo dapat informasi yang tidak pas. Kalau kita itu rata-rata Rp 400 miliar per km. Di tempat lain ada yang Rp 600 miliar per km ada juga yang sampai Rp 1 triliun per km. Kalau elevated pasti lebih mahal. Jadi jangan gampang buat kesimpulan," kata Luhut, di Jakarta, Senin (25/6/2018).
Luhut juga menambahkan bahwa pembangunan LRT tersebut memakai standar Perancis dan standar international.
"Kami gunakan anak-anak muda yang menghitung semuanya dan kami pakai standar dari Perancis. Kita beli model itu yang nanti kita juga bisa jual ke orang lain. Sudah ada studi-studinya, jadi standar-standar internasional sudah sangat kita penuhi. Jadi kalau enggak ngerti, enggak usah ngomong," tambah Luhut.
• Refly Harun: Problem Terbesar Pilkada adalah Kecurangan yang Sudah Dibuat sejak Awal
Perbandingan LRT Palembang dengan LRT Filipina dan Malaysia
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) merilis data terkait perbandingan nilai pembangunan light rail transit ( LRT) di Palembang dengan LRT di dua negara tetangga seperti Filipina dan Malaysia.
Data tersebut dirilis guna menepis anggapan mark-up yang dituduhkan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto terkait pembangunan LRT Palembang.
Berdasarkan data yang dirilis Kemenhub, nilai investasi LRT Palembang lebih murah jika dibandingkan dengan LRT di Manila Line 1 di Filipina dan LRT Kelana Jaya Line di Malaysia.
Total capex atau belanja modal yang dikeluarkan untuk membangun LRT Kelana Jaya Line adalah sekitar 63 juta dollar AS per kilometer atau sekitar Rp 817 miliar per kilometer (kurs Rp 13.000).
Nilai tersebut digelontorkan guna membangun jalur sepanjang 34,7 kilometer, 25 unit stasiun, dan 120 unit kereta.
Kemudian, nilai investasi lebih besar digunakan untuk membangun LRT Manilla Line 1, yakni 77 juta dollar AS per kilometer atau setara dengan Rp 1,004 triliun per kilometer.
Biaya tersebut digunakan untuk membangun jalur kereta sepanjang 23 kilometer, 14 unit stasiun, dan 108 unit kereta.
Lantas, bagaimana dengan LRT Palembang?