Breaking News:

Ramadan dan Idul Fitri 2018

Andi Arief: Arus Mudik ke Jawa Turun, Semakin Membenarkan Orasi Anak Ingusan AHY

Politisi Partai Demokrat Andi Arief menanggapi pernyataan dari pihak kepolisian yang mengungkapkan apabila arus mudik tahun ini cenderung turun.

Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Lailatun Niqmah
ISTIMEWA
Ilustrasi 

TRIBUNWOW.COM - Politisi Partai Demokrat Andi Arief menanggapi pernyataan dari pihak kepolisian yang mengungkapkan apabila arus mudik tahun ini cenderung turun.

Dilansir TribunWow.com, hal tersebut ia sampaikan melalui akun Twitter @AndiArief_ yang diunggah pada Selasa (12/6/2018).

Andi Arief kemudian menyoroti soal kondisi ekonomi bangsa yang dianggap semakin merosot.

Menurutnya, data yang disampaikan oleh pihak kepolisian, arus mudik menurun menjadi 40 persen ke Jawa.

Lebih, lanjut Andi Arief pun mengatakan jika ada tugas mendesak untuk pemerintah dalam memperbaiki ekonomi masyarakat, terutama soal daya beli.

Indonesia Kalah dalam Kasus Satelit di Arbitrase Inggris, Hotman Paris Tawarkan Bantuan Gratis

Andi Arief juga mengungkapkan apabila turunnya arus mudik semakin membenarkan fakta yang disampaikan oleh Agus Harimurti Yudhoyono dalam orasinya.

Berikut postingan Andi Arief terkait hal tersebut.

@AndiArief__: Mudah2an tahun depan ekonomi membaik dan keinginan mudik meningkat Selasa, 12/06/2018 11:40.

@AndiArief__: Arus kendaraan mudik menurut kepolisian hanya 40 persen dibanding tahun lalu.
Artinya yang 60 persen tidak mudik atau memilih transportasi lain.
Kalau karena kesulitan ekonomi tidak mudik, ada tugas mendesak pemerintah memperbaiki ekonomi masyarakat, ada soal daya beli.

@AndiArief__: Data kepolisian arus mudik yang hanya 40 persen dari tahun lalu jangan dipolitisir, tapi ini jadi bukti atau "alarm" atas merosotnya ekonomi masyarakat.
Pak Jokowi harus lebih keras lagi perbaiki ekonomi.

@AndiArief__: Arus mudik ke jawa yang turun menjadi 40 persen tahun ini semakin membenarkan orasi anak ingusan AHY bahwa hasil kunjungannya ke 60 kabupaten di jawa ekonomi alami kemerosotan.

Teddy Gusnaidi: Semua Senior Demokrat Kalau Ilmunya Dikumpulkan, Belum Ada Setengahnya Ilmu Gue

Postingan Andi Arief dan humas Polri
Postingan Andi Arief dan humas Polri (Capture/Twitter)

Diberitakan sebelumnya, dalam orasinya, AHY sempat menyoroti sejumlah hal, termasuk kondisi ekonomi bangsa, daya beli yang menurun hingga tenaga kerja asing.

Berikut penggalan orasi AHY mengenai daya beli yang sempat disinggung oleh Andi Arief.

@ddyusuf66: ORASI AHY tentang Daya Beli

"Intinya, kita sepakat isu ekonomi harus menjadi prioritas bangsa saat ini. Jika kita peras isu ekonomi ini, maka ada dua persoalan utama, yaitu: daya beli dan lapangan kerja.

Pertama, daya beli.

Meski angka-angka indikator ekonomi makro relatif baik, namun pada kenyataannya di lapangan, masyarakat merasakan hal yang berbeda.

Hampir di setiap tempat yang kami datangi, rakyat berteriak, “Pak, bagaimana ini?

Harga-harga kebutuhan pokok naik! Barang-barang makin mahal.” Bahkan, ada satu perkataan seorang ibu di Jawa Tengah yang selalu terngiang di telinga saya,
“Jangankan untuk sekolah anak, untuk hidup sehari-hari saja, susah.”

Di satu sisi, harga-harga kebutuhan naik secara signifikan. Di sisi lain, kemampuan dan kesempatan masyarakat makin terbatas untuk memperoleh penghasilan yang layak.

Sebagai contoh: di laut Pangandaran, para nelayan menunjukkan kepada saya minimnya tangkapan mereka.
Petani garam di Kabupaten Cirebon, mengeluhkan melimpahnya garam impor.

Buruh, di berbagai tempat mengadukan upah minimum mereka yang sulit mengejar kenaikan harga barang.

Para pekerja honorer - guru dan bidan – mengadukan, ketidakpastian masa depan mereka yang tidak kunjung diangkat menjadi PNS.

Sekarang, mari kita lihat gambar besarnya.

Konsumsi rumah tangga menurun.

Padahal, konsumsi rumah tangga merupakan, komponen utama dalam ekonomi kita, mewakili lebih dari setengah Produk Domestik Bruto (PDB) kita.

Tuai Kontroversi, Gus Yahya Hanya Bahas Islam dan Yahudi di Israel, Tonton Videonya!

Ada yang berpendapat, bahwa penurunan konsumsi rumah tangga ini, akibat pergeseran pola pembelian dari ritel fisik menjadi online.

Tapi faktanya, ritel online hanya mewakili satu hingga dua persen dari nilai total penjualan barang konsumsi.

Angka ini tidak bisa menutupi turunnya pembelian ritel fisik.

Harus diakui, daya beli rakyat memang menurun.

Utamanya, rakyat berpenghasilan rendah dan kurang mampu.

Selain itu, biaya hidup dan pengeluaran rumah tangga juga terus meningkat.

Contohnya, kenaikan tarif listrik. Tarif listrik naik lebih dari 140 persen, antara bulan Desember 2016 hingga Juli 2017.

Pencabutan subsidi listrik untuk golongan 900 Voltase Ampere, berdampak terhadap hampir 19 juta pelanggan rumah tangga."

Terus Mendapat Bullyan di Media Sosial, Amien Rais Akhirnya Buka Suara

(TribunWow.com/Lailatun Niqmah)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
MudikArus MudikAndi AriefTwitterAgus Harimurti Yudhoyono (AHY)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved