Fadli Zon Singgung Revolusi, Rustam: Apa Anda Sebagai Wakil Rakyat Anjurkan Pemerintahan Diktator?
Fadli Zon membahas mengenai revolusi, di mana menurutnya saat ini yang dibutuhkan Indonesia saat ini bukanlah reformasi, melainkan revolusidaritas.
Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Lailatun Niqmah
Naluri pokok ingin merdeka dan hidup bermartabat sebagi bangsa, diikat oleh semangat persatuan dan kesatuan.
Dengan itu, kita berhasil meraih kemerdekaan. Namun meski sudah merdeka, apakah kini negara kita telah benar-benar bangkit? Atau sebaliknya justru menuju kebangkrutan?
Pemerintah kerap bangga dgn status sbg bangsa yg dianugerahi kekayaan sumber daya alam melimpah, posisi geografis strategis, dan sumber daya manusia yg besar.
Namun ironisnya, posisi Indonesia justru cukup tertinggal dengan negara-negara yang potensi sumber daya alamnya nya jauh di bawah kita.
PDB perkapita kita hanya USD 3800. Angka ini jauh di bawah Singapura, Brunei, Malaysia, dan juga Thailand.
Bahkan menurut UNDP Report on Financing the Sustainable Development Goals (SDGs) in ASEAN, di seluruh Asia Tenggara, 36 juta penduduknya hidup dlm kemiskinan.
Menyedihkan lagi, 90 persennya tinggal di Indonesia dan Filipina. Ini suatu fakta ironis.
Padahal, menurut catatan US Geological Survey, per 2014 dari segi cadangan SDA, Indonesia mempunyai cadangan timah terbesar kedua sedunia, emas nomor 6, dan energi panas bumi nomor 1.
Sedangkan dari sisi produksi, negara kita merupakan penghasil nikel terbesar ketiga di dunia, bauksit nomor 2, gas nomor 9, batubara nomor 6, dan crude palm oil nomor 1.
Dengan situasi ini, apakah kita termasuk negara, yg dlm istilah Richard Auty (ekonom Inggris), mengalami resources curse- “kutukan sumber daya alam?
Perekonomian kita sebenarnya memiliki potensi besar.
Namun sayangnya, potensi tsb dikelola scr tak serius. Dari catatan yg sy peroleh, dari total 255 blok migas yg ada, sekitar 70% sdh dikuasai dan dikelola oleh kontraktor asing
Bahkan saat ini PGN (Perusahaan Gas Nasional) jg berpotensi mengalami hal serupa.
Dimana penguasan swasta dan asing terhadap PGN telah mencapai 43%. Jumlah ini belum ditambah dgn total utang PGN.
Jika dimasukan, maka penguasaan swasta dan asing atas PGN telah mencapai 84% dari total asset PGN.