Fahri Hamzah Tuding Presiden Mengadu Domba, tak Punya Narasi, Penyebab Masyarakat Terpecah
Memperingati Hari Kebangitan Nasional, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat menyoroti sejumlah hal terkait bangsa Indonesia.
Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Lailatun Niqmah
Itu yang tidak kita punya sekarang. Pemimpin kita bukan menjadi pemersatu bangsa ini. Ia memecah belah.
Presiden kita itu tidak presidensial. Bukan negarawan. Ia berpihak pada satu kelompok tertentu. Dan mengaduk perasaan primordial. #Harkitnas2018
Ia mengambil satu sisi dari kehidupan bangsa ini. Ia mengadu domba dan tidak punya narasi.
Itulah yang menyebabkan masyarakat kita terpecah. Kita semua jadi nampak tidak bisa bangkit. Lumpuh dan terpecah belah.
Kita terpolarisasi dalam pilihan politik yang melebar yang justru diperlebar pertentangannya oleh pemimpin kita.
Pemimpin tidak mampu menjembatani perbedaan-perbedaan dan menyatukannya dalam satu harmoni yang indah.
Tapi saya yakin, situasi dan kekacauan ini tak akan lama lagi.
Fajar akan terbit,
Harapan akan datang.
Dan akal sehat serta nurani akan mewarnai hari-hari depan.
Cukuplah gelap!
Datanglah terang!

Bangsa ini akan kembali dipersatukan oleh pemimpin yang berjiwa besar.
Yang membawa tema-tema besar. Yang menyebarkan optimisme dan harapan tentang masa depan. Yang mempersatukan bangsa dan negara kita.
Yang menegaskan bahwa Islam dan nasionalisme sebenarnya adalah urat nadi yang mendegubkan jantung bangsa ini.
Yang bisa menjelaskan bahwa orientasi kemakmuran rakyat adalah orientasi utama dan kita sedang diajak berjalan kesana.
Pemimpin yang memukau kita dalam kata-kata, menjadi inspirasi dalam melangkah dan memberikan jalan bagi perubahan nasib dalam menggapai mimpi dan cita-cita.
Pemimpin yang berkata benar dan Bertindak Arif dan bijaksana dalam keseharian.
Kita memerlukan pemimpin seperti seorang yang menciptakan musim bagi kebaikan.
Geloranya yang menghidupkan jiwa, tuntunannya yang menyala menciptakan arah bersama seperti mercusuar bagi armada bangsa yang sedang bekerja.