6 Fakta di Balik Spanduk 'Kampung Maksiat' di Medan, Penjelasan Warga hingga Razia TNI-Polri
TNI-Polri menggelar razia gabungan untuk mengecek kebenaran isi dari tulisan yang tercantum dalam spanduk.
Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Lailatun Niqmah
• Rustam Ibrahim: Fahri Hamzah Orang Politik, Bukan Korban, Jangan Bandingkan dengan Susi Ferawati
"Kami mana mungkin setuju. Masak kampung kami dibilang seperti ini. Kami dari malam-pagi ngucap Allah. Masa kita dibilang maksiat," kata Joni.
4. Tanggapan Aparat Kelurahan
Kepling XV Kelurahan Bantan Timur, Abdul Hamid Harahab buka suara terkait persoalan ini.
Selain tak terima, ia juga menyebutkan jika spanduk tersebut di pasang di dua titik.
"Saya sebagai kepling sangat keberatan. Lingkungan saya disebut sebagai kampung maksiat. Warga saya pun tidak setuju disebut warga Kampung Maksiat," ungkapnya pada Jumat (27/4/2018).
Spanduk tersebut ditemukan di dua lokasi, yakni persimpangan Jalan Pukat I - Jalan Mandala By Pass, dan yang satunya berada tepat di pertengahan Jalan Pukat I.
Menurut informasi yang ia terima, Abdul Hamid menduga ada 3 orang pelaku pemasangan spanduk.
• Rocky Gerung: Dollar Belum Full Speed, Teoretis Masih Akan Melaju, Mau Dikejar Pakai Chopper?
"Katanya, mereka adalah bagian dari kelompok bernama GASNADI (Gerakan Anti Miras Narkoba dan Judi).
Ada saksi yang melihat, mereka juga warga kita, tapi mereka tidak suka dengam kepemimpinan saya," ujar Abdul.
5. Bermula dari Siskamling
Abdul Hamid menyebut jika peristiwa itu berawal dari musyawarah warga terkait pembentukan siskamling pada Minggu (11/4/2018) lalu.
Menurut Abdul, kelompok Gesnadi ini tidak terima atas keputusan yang telah disepakati dan ditetapkan.
Abdul mengaku saat itu ia memilih orang-orang terpercaya untuk hal keamanan ini.