Dibilang Rindu Kolonialisme soal Gula, Fadli Zon: Logika Anda Lompat-lompat Gak Karuan
Logika Fadli Zon soal surplus produksi gula zaman Belanda menandakan kekentalan akan aroma kerinduan pada kolonialisme.
Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon membantah jika dirinya disebut rindu akan zaman kolonialisme.
Pantauan TribunWow.com, hal tersebut berawal ketika seorang netter dengan akun @rahung mengatakan apabila logika Fadli Zon soal surplus produksi gula zaman Belanda menandakan kekentalan akan aroma kerinduan pada kolonialisme.
POPULER! Fahri Hamzah Dilaporkan ke Polisi, Guntur Romli: Katanya Sama-sama PKS, Kok Cakar-cakaran
@rahung: Logika @fadlizon jaman Hindia Belanda surplus produksi gula dibandingkan dgn zaman now kental dgn aroma kerinduan pd kolonialisme.
Emang gula di jaman Hindia Belanda bikin rakyat makmur?
Persis jaman now, emang sawit dan bubur kertas bikin rakyat makmur?
Baca berita ini: Novel Bamukmin Nyatakan Rizieq Shihab Siap Maju Sebagai Capres dalam Pilpres 2019
Menanggapi hal itu, Fadli Zon langsung mengatakan jika logika netter tersebut lompat-lompat.
@fadlizon: Kok jd rindu kolonialisme? Itu logika anda yg lompat2 ga keruan.
Perbandingan ini sederhana soal produksi, soal ekspor impor.
HEBOH! Fadjroel Rachman Bandingkan Trotoar dan PKL Jakarta vs Surabaya: Sedih Ingat GBK
Diketahui, perdebatan soal pabrik gula berawal dari postingan akun @Gerindra yang mengatakan jika pada tahun 1930, Indonesia menjadi gudang gula.
Mereka lantas membandingkan dengan kondisi saat ini yang menurutnya malah menjadi importir gula.
@Gerindra: Bekas Pabrik Gula yang dirubah fungsinya menjadi "Concert Hall" sahabat benarkan? Biar sahabat sadar,
Indonesia bisa dikatakan menjadi gudang gula dunia.
Tahun 1930, Indonesia merupakan eksportir gula terbesar di dunia.
Sayangnya sekarang kita saat ini malah jadi importir gula.
VIRAL! Gerindra Sama dengan Hanafi Rais Soal Data Tanah Bank Dunia, Dede Budhyarto: Bikin Malu Prabowo Aja
Postingan tersebut kemudian ramai mendapat komentar, termasuk dari akun @BonnieTriyana yang mengatakan jika belum ada Indonesia pada 1930.
@BonnieTriyana: Belum ada Indonesia tahun 1930, masih Hindia Belanda.
Dan saat jd “exportir gula terbesar di dunia” itu Hindia Belanda dipimpin oleh ACD de Graeff, gubernur jenderal paling reaksioner yg memenjarakan Sukarno, Hatta dan Sjahrir.
Unggahan tersebut kemudian langsung ditanggapi oleh Fadli Zon yang mengatakan jika poin sebenarnya adalah pada era kolonial, mereka bisa menjadi eksportir terbesar.
POPULER! Kemenkeu Akhirnya Angkat Bicara Menjawab Utang Negara Secara Gamblang, Simak Rinciannya!
Fadli Zon juga menyindir pemerintahan sekarang yang justru menjadi importir.
@fadlizon: Pointnya,di zaman Hindia Belanda mrk bisa jd eksportir terbesar.
Kok di zaman merdeka now jd importir.
Pdhal semboyannya kedaulatan pangan.
HEBOH! Ruhut Sitompul: Jendral Aku Dengar PAN Akan Dukung Jokowi, Tuhan Maafkan AR tak Tahu yang Diucapkan
Mendapat balasan dari Fadli Zon, Bonnie Triyana lantas mengatakan jika poin yang disampaikan menjadi tidak bisa ditangkap.
@BonnieTriyana: Poinnya jadi tidak tertangkap akibat perbandingan yang anakronisme.
Fadli Zon pun memberikan koreksi atas apa yang disampaikan oleh akun tersebut.
@fadlizon: Koreksi: anakronime atau anakronistis? Kata yg benar anakronistis.
Tp membandingkan ekspor impor dlm suatu zaman ya tdk anakronistis. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)
Baca berita ini: Menangkan PT Aquafarm dari Yayasan Pecinta Danau Toba, Postingan Hotman Paris Tuai Kritikan