Bocah 10 Tahun Ini Berencana Ingin Bunuh Diri Lantaran Merasa Dirinya Pendek, Gemuk, dan Jelek

Saya hanya tidak mau hidup lagi. Maaf jika kamu menangis!" tulisnya dalam catatan tersebut.

Untungnya, dengan bantuan konselor, gadis kecil itu saat ini stabil secara emosional.

Dia telah menyembunyikan perasaan sebenarnya dari semua orang karena pihak sekolahnya tidak tahu bahwa ia mengalami depresi karena dia adalah anak yang terlihat ceria dan berprestasi baik di sekolah.

Orangtuanya adalah orang -orang yang sibuk dan juga tidak menghabiskan banyak waktu dengannya.

Kemudian, para pekerja sosial menemukan bahwa dia menderita kepercayaan diri yang rendah karena diintimidasi oleh beberapa teman sekelas.

Dia mendambakan hubungan yang nyata dan otentik dengan teman-temannya.

Mungkin tidak terpikirkan bahwa anak-anak bisa menderita depresi karena mereka seharusnya menjadi anak yang bahagia.

Namun, depresi bisa menyerang pada usia berapapun dan Singapura telah mendiagnosis anak-anak berusia tujuh tahun dengan penyakit ini.

Jumlah anak-anak dan remaja yang bunuh diri meningkat menjadi 22 pada 2016m dari 13 pada tahun 2014.

Namun, kini bukan menjadi hal yang tabu bagi orang untuk membicarakan masalah kesehatan mental mereka sehingga semakin banyak orang yang mengubah sikap mereka dan mulai mencari bantuan.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan depresi, termasuk tekanan psikososial.

Misalnya, para orang dewasa mungkin menghadapi tekanan medis, cyber bullying, dan masalah keluarga.

Sementara, anak-anak akan mudah tersandung karena depresi melalui genetika.

VIRAL: Amien Rais Sebut Pengibulan, Ini Alasan Sebenarnya Jokowi Gencar Bagi-bagi Sertifikat Tanah

Orangtua harus memerhatikan gejala bercerita pada anak-anak dan remaja yang bisa berbeda. (*)