Breaking News:

Soal Utang Negara, Menteri Keuangan Sri Mulyani Beberkan Fakta Sebenarnya

Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan tanggapannya soal isu utang negara yang mencapai 4000 triliun.

Penulis: Woro Seto
Editor: Woro Seto
KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat acara Kompas 100 CEO Forum di Jakarta Convention Center, Kamis (24/11/2016). Para CEO yang tercatat dalam indeks Kompas 100 berkumpul dan berdiskusi dalam Kompas 100 CEO Forum. 

Negara2 dengan kategori pendapatan menengah bawah, memang untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan mengejar ketertinggalan memerlukan capital atau modal baik dari dan luar negeri. Selama modal masuk ke negara berkembang digunakan untuk membangun yang produktif dan dengan tata kelol yang baik, maka modal tersebut berguna untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mengejar ketertinggalan dari negara maju.
Oleh sebab itu pemerintah selalu menyatakan bahwa utang dan keuangan negara harus terus dikelola dengan baik dan dengan tata kelola yang bersih. Ini bentuk pertanggungjawaban pemerintah terhadap rakyatnya.

VIRAL: Reaksi Bianca Jodie saat Layani Permintaan Fans Hingga Ponselnya Terjatuh Jadi Sorotan Netizen

4. Indonesia memang negara debitur, namun level utangnya tergolong sehat dan hingga saat ini Pemerintah tidak pernah gagal bayar, karena kita mengelolanya secara hati-hati dan terukur. Dalam hal ini Pemerintah memperhitungkan kemampuan membayar kita jauh lebih tinggi dibandingkan kewajiban di setiap jatuh tempo.

5. Apa yang disampaikan oleh Ibu Sri Mulyani dengan membandingkan rasio utang Indonesia dengan Jepang lebih melihat kepada kemampuan perekonomian Indonesia (yang diukur dengan PDB) untuk meng-cover utang yang dimiliki.

Jika dihitung, saat ini kemampuan ekonomi kita masih lebih dari 3 kalinya dibandingkan jumlah utang yang dimiliki. Pemerintah berkomitmen bahwa setiap rupiah utang yang dilakukan harus dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan yang sifatnya produktif dan investasi dalam jangka panjang yang tidak dapat ditunda pelaksanaannya agar tidak menimbulkan kerugian lebih besar lagi di masa depan.

Investasi dalam jangka panjang itu meliputi belanja infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan yang akan menghasilkan multiplier effect besar untuk generasi mendatang. Berdasarkan berbagai penelitian, diyakini bahwa investasi di bidang pendidikan akan menghasilkan return sekitar 22%, sementara itu di bidang infrastruktur akan menghasilkan return 20%, jauh lebih tinggi dibandingkan biaya utang kita saat ini sekitar 6%.

*Intinya, melihat utang jangan hanya sepotong2; tapi harus secara utuh dalam konteks dan konstelasi makro ekonomi secara keseluruhan.*

Nufransa Wira Sakti
Kementerian Keuangan"

 

(TribunWow.com/Woro Seto)

 Baca juga:  Dituding Hamil Bohongan, Rey Utami Tunjukkan Bukti Kandungannya

Sumber: TribunWow.com
Tags:
IndonesiaJepangKementerian KeuanganSri Mulyani Indrawati
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved