Bandar Sabu Beberkan Jaringannya Mengelola Peredaran Narkoba dari Dalam Lapas, Risikonya Nyawa!
Pria berinisial Budi ini mengendalikan peredaran sabu dari dalam lapas, berikut ini pengakuannya!
Editor: Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Mengendalikan peredaran sabu dari dalam lapas antara lain dilakukan pria ini, sebut saja Budi, sejak dirinya mendekam di penjara. Tribun Jateng berhasil mewawancarainya lewat sambungan telepon.
Meski singkat dan tidak begitu leluasa menggali informasi, karena hubungan komunikasi yang kerap terputus, paling tidak komunikasi itu bisa sedikit memberi gambaran terkait dengan masih adanya fenomena pengendalian sabu dari balik jeruji besi.
Identitas, tanggal wawancara, serta lokasi lapas tempat narasumber dibina sengaja dirahasiakan untuk menjaga keselamatan. Sebab, menurutnya, jika sampai identitasnya ketahuan, ia akan dipindah ke lapas lain hingga dihajar oleh oknum sipir.
"Paling kalau kebongkar saya digulung di sel, terus dibuang dari lapas sini. Tapi kalau bayarannya sepadan, uangnya bisa saya buat 'ngemel' supaya saya tidak dibuang. Kalau digulung petugas di sel itu sudah biasa. Namanya juga napi, pasti merasakan gulungannya sipir," katanya.
Populer: Narkoba Seberat 300 Gram Diselundupkan dalam Sebuah Spidol
Budi berani memastikan, mayoritas peredaran narkoba dikendalikan dari dalam lapas. Bahkan, saat ini ia bersama rekan-rekannya sedang memroses impor sabu seberat 2 Kg.
"Tapi kurirnya masih bermasalah di Jakarta, sampai saat ini bahan belum masuk ke Jateng, dan bahan masih aman di hotel X di Jakarta," jelasnya, tanpa membeberkan secara rinci.
Pengendalian sabu dari dalam lapas, menurut dia, lebih terasa nyaman karena melibatkan oknum lapas. Meski begitu, Budi belum bersedia membeberkan nama-nama oknum petugas lapas dimaksud.
"Itu oknum-oknum yang terlibat (mengendalikan narkoba-Red) saya tahu semua. Tapi jika sampai ketahuan, nyawa saya yang buat taruhan. Kalau bayarannya setimpal, saya beberkan semua," ujarnya.
Populer: Mbah Mijan Ramalkan Ada Artis Pria yang Terciduk Kasus Narkoba di Bulan Maret Mendatang, Siapa Dia?
Bayaran
Tidak hanya distribusi di luar lapas, Budi juga melakukan pengendalian barang yang masuk ke penjara. Setiap kali berhasil meloloskan narkoba masuk ke lapas, ia mendapatkan bayaran 10 persen dari harga barang.
"Misalnya seminggu saya bisa meloloskan sabu 1 ons. Dihitung gampangnya, sabu satu gram harga Rp 1 juta. Bayangkan dalam sebulan, terus dalam masa hukuman saya. Saat saya bebas, saya mampu beli Alphard second atau bus pariwisata satu unit," paparnya.
Selama mendekam di penjara, uang hasil mengendalikan sabu digunakan Budi untuk berbagai keperluan. Selain biaya hidup di lapas, ia juga menggunakan uang itu untuk merenovasi rumah.
"Di sini (lapas-Red) serba mahal. Mau berhubungan intim saja menyewa kamar seharga kamar hotel bintang empat," ucapnya.