Breaking News:

Aplikasi yang Dibuat di Era Ahok Berperan dalam Penangkapan Fachri Albar, Begini Cara Kerjanya!

Aplikasi Qlue buatan Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok kembali mencuat.

Editor: Fachri Sakti Nugroho
KOMPAS.com/DIAN REINIS KUMAMPUNG
Artis peran Fachri Albar di Polres Metro Jakarta Selatan, Rabu (14/2/2018). Dia ditangkap atas dugaan penyalahgunaan narkoba di rumahnya. 

Pasalnya, Pemprov Jakarta mendapat kritikan dari warga Jakarta mengenai aduan ke aplikasi Qlue yang dinilai tidak pernah mendapat tanggapan pihak berwenang.

Hal itu terungkap saat Gubernur Jakarta Anies Baswedan membacakan keluhan-keluhan warga Jakarta di depan ratusan lurah dan puluhan camat se-Jakarta di Balaikota Jakarta, Senin (13/11/2017) sore.

“Ini ada yang bilang aduan melalui Qlue sekarang jarang ditanggapi,” ujar Anies membacakan keluhan warga.

Untuk menjawab persoalan itu Anies mengklaim telah menyiapkan aplikasi pengganti yang dinilainya akan beroperasi lebih baik.

“Itu juga menjadi fokus kami dan akan kami siapkan sistem baru nanti. Sekarang masih disiapkan agar bisa melayani lebih baik,” tegas Anies kepada awak media.

Anies menjelaskan di sistem baru itu nanti akan menyambungkan antara satuan kerja satu dengan yang lainnya.

Namun ia masih enggan membocorkan informasi mengenai aplikasi baru itu lebih lanjut.

“Nanti saja kalau sudah siap akan kami beritahukan ke masyarakat dan media,” ungkapnya.

Populer: 6 Fakta yang Terkuak Setelah Penangkapan Fachri Albar, Nomor 5 Bikin Geregetan

Sumarsono Beberkan Kelemahan Qlue

Sedangkan, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono, menjelaskan kabar yang menyebutkan tindak lanjut SKPD terhadap laporan dari aplikasi Qlue asal-asalan sejak Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama cuti untuk melakukan kampanye Pilkada.

Sumarsono menjelaskan kelemahan aplikasi Qlue sehingga memberi kesan SKPD lambat dalam menindaklanjuti aduan.

Menurut Sumarsono, ada 835 laporan terkait masalah sampah yang sudah ditindaklanjuti.

Persentasenya mencapai 67 persen dan sudah lebih tinggi dibanding sebelumnya. Sementara untuk laporan soal kemacetan, hanya 46 persen saja yang bisa ditindaklanjuti.

"Kenapa? Kalau masalah sampah dilaporkan hari ini, kemudian dibersihkan, kan kelihatan before after-nya. Tapi kalau kemacetan kan enggak bisa cepat, butuh waktu," kata Sumarsono di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (2/12/2016).

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Aplikasi QlueAplikasiBasuki Tjahaja Purnama (Ahok)Fachri Albar
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved