Fakta-fakta Pembantaian Sadis di Tangerang, dari Pengakuan Tetangga hingga Motif Pelaku
Tak sampai 24 jam setelah Emah (40) dan dua putrinya, Nova (23) dan Tiara (13), terbunuh, polisi menemukan pelakunya.
Editor: Elga Maulina Putri
Tidak biasanya semua kendaraan Emah ada di rumah sore itu, karena biasanya ia sudah di luar untuk mengecek tokonya yang menjual busana muslim di Pasar Kebon Besar, Batu Ceper, Tangerang.
"Saya langsung lapor kepada ketua RT, saya enggak berani masuk," Yati menambahkan.
Tetangga lainnya, Marti, curiga setelah mendengar keluarga ini cekcok tengah malam.
Ia memutuskan mengetuk rumah Ema tapi tak satupun penghuni meresponnya.
"Saya curiga ada apa-apa, soalnya motornya ada," ujar Marti di lokasi.
Marti lantas memanggil Ketua RT setempat dan disaksikan warga mengecek rumah tersebut.
"Saat diperiksa ke dalam, pada kaget banyak darah. Semuanya meninggal, kecuali ayahnya masih hidup dan langsung dibawa ke Rumah Sakit Sari Asih," ucap Marti.
"Posisi saat ditemukan mereka berpelukan," imbuh dia.
Saat ditemukan, ibu dan kedua anaknya ini berada di kamar depan. Sedangkan ayahnya ada di kamar belakang.
"Wajah korban tertutup bantal dan selimut," kata Marti.
Sampai pukul 19.00 WIB, polisi sudah memasang garis polisi di pagar rumah korban.
• Balasan Ruhut Sitompul atas Nyinyiran Fadli Zon hingga 3 Menteri Wanita Berprestasi Internasional
Pisau dapur
Polisi menetapkan Muchtar Efendi, suami korban, sebagai tersangka pembunuhan.
Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Harry Kurniawan mengatakan, Efendi menggunakan dua buah senjata tajam untuk membunuh Ema dan dua anaknya.