Soal Kartu Kuning Jokowi: Partai Politik Manfaatkan Momentum untuk Kepentingannya?
Sejumlah elit politik turut angkat bicara terkait aksi pemberian kartu kuning untuk Jokowi.
Penulis: Lailatun Niqmah
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Aksi pemberian kartu kuning oleh Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) kepada Zaadit Taqwa kepada Presiden Jokowi masih ramai dibicarakan.
Dilansir TribunWow.com dari akun YouTube @Najwa Shihab yang diunggah pada Rabu (7/2/2018), banyak pihak yang mendukung aksi tersebut, seperti sejumlah politikus-politikus elit di negeri ini.
Kecurigaan mereka memanfaatkan momentum aksi kartu ini mencuat dalam pembicaraan publik.
Menanggapi isu tersebut, Anggota DPR dari Fraksi Partai Gerindra sekaligus mantan aktivis, Desmond J. Mahesa membantah hal tersebut.
Baca: Jawab Pertanyaan Menteri Susi, Fadli Zon Launching Buku Berpihak Pada Rakyat Catatan Kinerjanya
"Apakah kemudian partai politik terutama yang oposisi kemudian memanfaatkan momentum ini untuk kepentingan politiknya?," tanya Najwa Shihab.
Desmond kemudian menjawab jika partainya tidak memanfaatkan momentum tersebut untuk kemudian menyerang pemerintah.
Najwa Shihab kemudian memberi contoh seperti Fadli Zon yang mengatakan akan mendukung Zaadit dan bahkan menulis sebuah puisi yang terinspirasi dari aksi ini.
Viral! Dua Pelawak Asal Indonesia Ditahan dan Diadili di Hong Kong, Istri Sampai Menangis
Menurut Desmon, Fadli Zon memang anggota Partai Gerindra, namun terkait masalah ini, apa yang disampaikan oleh Fadli Zon adalah pendapat pribadi, bukan dari kebijakan atau instruksi partai.
Terkait pemberian kartu kuning untuk Jokowi, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan jika mahasiswa tidak melihat data sebelum memberikan kartu.
"Anda harus melihat data, indikator-indikator keberhasilan bukan imajinasi kosong yang masih kurang dimiliki mahasiswa, seperti kemampuan untuk memahami apa yang dikerjakan oleh orang lain" kata Moeldoko.
Baca: Menteri Susi: Ukuran Keberhasilan yang Telah Anda Lakukan Apa Pak Fadli Zon yang Terhormat?
Menanggapi pernyataan Moeldoko, Presiden Mahasiswa Trisakti Gafar Revindo mengungkapkan jika terkait kasus seperti Asmat ini mahasiswa kurang mendapatkan informasi.
"Mahasiswa memang sulit mendapatkan informasi, apalagi jika hanya dari media," ucap Gafar.
Gafar juga mengaku jika yang sangat dibutuhkan oleh mahasiswa adalah bertemu dengan presiden untuk menyampaikan aspirasi dan keinginannya.
Menanggapi hal itu, Anggota DPR F-PDIP Adian Napitupulu mengatakan jika mahasiswa harus merasakan dan hidup bersama rakyat, jika itu sudah mereka lakukan sebelum memberikan kartu kuning, maka kartu kuning untuk Jokowi bisa mmiliki legitimasi yang kuat.
Baca berita ini: Fahri Hamzah: Pemberlakuan Kembali Pasal-pasal Otoriter Itu Tanda Kita Sedang Dipimpin Orang Bodoh
Membantah hal tersebut, Anggota DPR F - PAN Ahmad Yohan mengatakan jika tak perlu ke Asmat untuk menunjukkan kepedulian dengan Asmat, ibaratnya tak perlu menjadi miskin untuk peduli dengan orang miskin.
Seperti diketahui, setelah memberikan kartu kuning, Zaadit Taqwa sempat mendapat tawaran dari Jokowi untuk pergi ke Asmat.
Akan tetapi ajakan tersebut ditolak oleh Zaadit lantaran tak ingin menggunakan uang negara.
Ia juga menyampaikan jika rencana kunjungannta ke Asmat sudah ada sejak sebelum aksi kartu kuning, tetapi pengumpulan dana untuk ke sana sekaligus bantuan untuk warga Asmat baru digalang sesudah aksi tersebut.
Simak selengkapnya dalam video di bawah ini. (*)
Baca juga: Soal Ulama yang Jadi Korban Penganiayaan, Wasekjen MUI: Jujur Kondisi Keamanan Kita Lemah
Baca berita ini: Ciptakan Motor Pemadam Kebakaran, Anggota Polisi di Banjarmasin Dapat Apresiasi Presiden Jokowi