6 Fakta Kehidupan Ayam Kampus di Semarang: Pengakuan Pelanggan hingga Aksi Polda Jateng
Fenomena prostitusi online ayam kampus di Semarang bukan menjadi hal yang baru. Pengguna jasa ayam kampus berasal dari berbagai kelas dan golongan.
Penulis: Dian Naren
Editor: Dian Naren
TRIBUNWOW.COM - Fenomena prostitusi online ayam kampus di Semarang bukan menjadi hal yang baru.
Pengguna jasa ayam kampus berasal dari berbagai kelas dan golongan.
Maulai dari aparatur sipil negara (ASN), profesional, hingga pekerja swasta.
1. Lebih Profesional, Ramah, dan Berkelas
Dilansir Tribunwow.com dari Tribunnews.com, seorang karyawan swasta (Arman) mengaku pernah beberapa kali menggunakan layanan ini.
Menurut dia, pelayanan ayam kampus lebih profesional, ramah, dan berkelas.
"Intinya, lebih berkelas, memuaskan," katanya, kepada Tribun Jateng, baru-baru ini.
Dia menuturkan, penilaiannya terhadap layanan ayam kampus bukan melulu soal bersetubuh.
Melainkan, juga soal attitude, dan variabel lain.
"Yang saya rasakan lebih sopan, kalau diajak ngobrol juga enak, nyambung gitu," ujarnya.
BACA Ridwan Kamil Resmikan Sungai Cikapundung Regol, Dulunya Kumuh Sekarang Beda Banget
2. Tarif Lebih Mahal
Arman mengakui dirinya harus merogoh kocek lebih dalam untuk mendapatkan kesempatan kencan dengan ayam kampus dibandingkan dengan wanita panggilan (WP) atau angel lain.
Namun, meski begitu Arman tidak keberatan.
Menurutnya yang paling utama adalah kepuasan dalam mendapat pelayanan.