Pengakuan Mantan Agen Rahasia Wanita Korea Utara yang Pernah Ledakkan Pesawat Korea Selatan
Seorang agen perempuan Korea Utara yang meledakkan pesawat milik maskapai Korean Air memberikan pengakuan terinci soal aksi mautnya itu.
Editor: Galih Pangestu Jati
Penugasan itu diterima Kim di tengah malam langsung dari pemimpin tertinggi dinas intelijen Korea Utara.
Setelah menerima pengarahan, Kim dan rekan prianya, Kim Seung Il dikirim ke Vienna, Austria dengan menyamar sebagai pasangan asal Jepang.
Di ibu kota Austria itulah kedua agen Korea Utara itu mendapatkan bom yang akan ditaruh di dalam sebuah pesawat milik Korean Air.
"Bom itu berupa sebuah radio Panasonic kecil. Di belakangnya terdapat beberapa baterai. Separuh baterai itu merupakan peledak kimia dan sisanya adalah baterai biasa," papar Kim.
Setelah menerima bom itu, mereka lalu membawa benda berbahaya itu ke Baghdad, Irak.
Namun, saat mereka hendak naik ke atas pesawat Korean Air yang menjadi target, petugas keamanan sempat mengambil baterai dari radio itu.
Kim sempat gugup karena tanpa baterai itu bom berupa radio transistor tersebut tak akan bekerja.
"Saya kemudian mengambil kembali baterai itu, memasangnya kembali, dan menyampaikan keluhan kepada petugas," kenang Kim.
"Saya lalu menyalakan radio itu dan setelah radio menyala, saya katakan kepada petugas bahwa mereka terlalu berlebihan," tambah Kim.
Akhirnya, petugas keamanan mempersilakan Kim membawa radio itu ke dalam pesawat.
"Saya sempat berpikir setelah melihat para penumpang. Saya sempat berpikir bahwa mereka semua akan tewas. Saat itu saya merasa lemah karena memikirkan hal tersebut. Saya melakukan ini demi unifikasi Korea," lanjut Kim.
Kim lalu menaruh radio tersebut di tempat penyimpanan barang di atas kepalanya dan menelan pil untuk menenangkan diri.
Pesawat itu kemudian meninggalkan Baghdad dan melakukan transit di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
Di kota itulah Kim dan rekannya turun dari pesawat.
Sesaat kemudian penerbangan 858 melanjutkan perjalanannya menuju Seoul.