Sehari Setelah Dijemput Polisi, Pegawai Bank Ini Tewas dengan Luka Tembak, Berikut 6 Faktanya
Chairul Ridho (28) tahun menghembuskan nafas terakhirnya sehari setelah dijemput polisi di kantornya bekerja, Sabtu (13/1/2018)
Editor: Woro Seto
TRIBUNWOW.COM - Chairul Ridho (28) tahun menghembuskan nafas terakhirnya sehari setelah dijemput polisi di kantornya bekerja, Sabtu (13/1/2018).
Chairul Ridho merupakan pegawai bank BRI.
Saat itu, Ridho dijemput personel Polisi Polrestabes Kota Medan dari kantornya PT Beringin Gigantara, perusahaan mitra BRI, Jumat (12/1/2018).
Namun pada Sabtu (13/1/2018) malam personel Polisi Polrestabes Kota Medan mengabarakan jika Choirul sudah tidak bernyawa.
VIRAL: 16 Kebiasaan Ini Bisa Bikin Kamu Jadi Pribadi yang Simpatik, Menawan & Mengesankan
Berikut 5 Fakta yang dilansir dari TribunMedan.com
1. Kornologi
Choril diduga sebagai pelaku penggelapan uang senilai Rp 6 miliar milik Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Saat ditangkap, Choirul masih didgua melakukan kejahatan.
Saat itu, dua pekerja Bank BRI Cabang Jalan Putri Hijau Medan, membawa kabur uang kas Rp 6 miliar, yang baru diambil dari Bank Indonesia Cabang Medan pada Jumat (13/10) lalu.
Kedua pekerja berinisial BN, bertugas sebagai kurir dan H sebagai sopir, ditugaskan mengambil uang kas di kantor Bank Indonesia sebesar Rp 63 miliar.
Uang tesebut rencananya akan disetor, namun dalam perjalanan, keduanya malah membawa kabur
2. Kejanggalan di tubuh Choirul
Jumadi, abang kandung Chairul Ridho, mengatakan keluarga terkejut saat petugas kepolisian Polrestabes Medan datang di kediamannya di Jalan Sunggal, Gang Kenangan, Medan Sunggal, Medan, pada Sabtu (13/1) pukul 21.30 WIB. Beberapa polisi yang datang mengabari Chairul Ridho teas tertembak.
"Petugas kepolisian pun meminta keluarga meneken surat penangkapan, namun kami tolak. Suasana rumah langsung ramai. Keluarga langsung menuju Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumut," ujarnya di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumut saat berbincang dengan Harian Tribun Medan/online Tribun-Medan.com , Minggu (14/1/2018) siang.
Setiba di rumah sakit, kata dia, perwakilan keluarga melihat jenazah, ada luka memar di bagian kaki dan bagian bahu.
Kemudian, luka tembak lubang kecil di bagian dada. Karena itu, pihak keluarga meminta penjelasan dari petugas kepolisian namun tidak ada jawaban yang gamblang.
POPULER: Ketum Golkar Ucapkan Terima Kasih ke Presiden Jokowi Soal Idrus Marham Jadi Mensos
Melihat kejanggalan itu, keluarga memutuskan untuk dilakukan autopsi untuk melihat penyebab kematian Choirul.
3. Ditembak
Setelah mayat Ridho tiba di rumah, keluarga pun sempat memeriksa bagian tubuh Ridho. Terdapat memar di lehernya, kakinya remuk dan terdapat luka bolong di dadanya sebesar jari telunjuk.
"Penembakan ini sangat janggal. Kenapa adik saya dibawa dari pelataran kantor tempatnya bekerja di PT Beringin Gigantara dalam keadaan sehat, tapi kenapa tiba-tiba meninggal karena ditembak? Saya tidak percaya ada upaya perampasan senjata api," kata Jumadi.
4.. Keluarga Choirul merasa kehilangan
Jumadi terisak-isak menceritakan mereka sekeluarga merasa kehilangan sosok saudara yang sangat peduli dengan keluarga.
Bahkan mereka sangat terpukul saat polisi datang mengantarkan surat penangkapan adeknya sekaligus menyampaikan kematian adeknya.
"Surat ini diantar oleh polisi, yang antar namanya, Iptu H Manullang. Diantar semalam. Sekalian mereka ngasih tahu kalau si Charul Ridho sudah tewas," ujar Ridho seraya menunjukkan Surat Perintah Penangkap dari polisi di rumahnya.
Iswadi , ayah Chairul Huda, seakan tidak bisa menerima atas kepergian anaknya. Dia terus menangis meraung-raung. Anggota keluarga yang lain pun berusaha menenangkan Iswadi. Saat hendak dibawa untuk dimakamkan, isak tangis lebih terdengar lebih kuat.
VIRAL: Menjabat Kepala Staf Kepresidenan, Sinyal Kedekatan Jokowi dengan Moeldoko Terkuak di Momen Spesial
5. Polisi yang terlibat menangani kasus Choirul
Adapun Polisi yang terlibat menangani kasusnya sesuai dengan Surat Perintah Penangkapan yang dikeluarkan polisi yaitu AKBP Putu Yudha Prawira, Kasat Reskrim Polrestabes Kota Medan, AKP Rafles Langgak Putra, Kanit Pidum Polrestabes Kota Medan, Ipda Hardiyanto, Penyidik, Ipda Galih Yasir Mubaroq, Penyidik Aiptu HB Purba.
Kemudian tiga penyelidik yakni Brigadir DP Rumapea, Brigadir Benny Ardinal, dan Brigadir Ricky Swanda.
Belum diketahui siapa polisi yang berperan menjemput Chairul Ridho dari kantornya, PT Beringin Gigantara (vendor BRI) di Jalan Merak, Kelurahan Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal, Jumat pagi (12/1). Polisi pun belum memberikan keterangan soal meninggalnya Ridho.
6. Keluarga Choirul mencari keadilan
Pihak keluarga Choirul berupaya mencari keadilan atas meninggalnya Ridho. Keluarga sudah menunjuk LBH Tumangger dkk untuk menjadi kuasa hukumnya. "Senin kami akan mengadu ke Propam Polda. Kami mau mencari keadilan," ujarnya. (*)