Saat Manusia Bersedekah, Tanpa Disadari Tubuh Memunculkan Reaksi Kimia Ini, Baik atau Buruk?
Manusia yang telah berproses ke arah lebih baik pada akhirnya akan menemukan bahwa memberi lebih membahagiakan ketimbang menerima.
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
TRIBUNWOW.COM - Manusia yang telah berproses ke arah lebih baik pada akhirnya akan menemukan bahwa memberi lebih membahagiakan ketimbang menerima.
Dalam sebuah riset di Amerika Serikat beberapa tahun lalu, sejumlah peneliti mengumpulkan sejumlah orang.
Masing-masing peserta diberi uang AS$5 (sekitar Rp73 ribu).
Mereka diberi 2 pilihan, membelanjakannya untuk diri sendiri atau memberikannya ke orang lain.
BACA: Tahukah Kamu? Cuci Wajah Pakai Sabun Pembersih Ternyata Berdampak Buruk, Ini Alasannya
Setelah diteliti, grup yang memilih untuk memberikan ke orang lain merasa lebih bahagia.
Apa yang terjadi pada tubuh manusia saat ia berbagi?
Syaraf kesenangan di otak menyala, seolah-olah kita menjadi pihak penerima, bukan pemberi.
Hormon endorphin (zat kimia yang berkorelasi dengan rasa senang dan imunitas) dalam tubuh terpacu.
Tubuh melepaskan oksitosin, biasa dikenal sebagai hormon cinta karena sering muncul saat kita berhubungan intim dan efektif meredakan stres.
Kadar oksitosin yang dilepaskan tubuh akan membuat kita makin berempati kepada orang lain dan ini menular (ke pihak penerima). Setidak-tidaknya hingga 2 jam ke depan.
Itulah kenapa, orang yang menerima kebaikan biasanya ingin membalas kebaikan yang diterimanya atau melakukan kebaikan juga ke orang lain.
Berdasarkan riset, satu pemberian/kebaikan akan menginspirasi banyak kebaikan lain laiknya efek domino.
Orang yang rutin menolong teman/tetangganya memiliki risiko kematian yang lebih rendah dalam periode 5 tahun ketimbang yang tidak.
BACA JUGA: Ternyata Urutan Kelahiran Juga Bisa Mempengaruhi Nasib Percintaan, Anak Sulung + Anak Bungsu?