Bocah Kelas 4 SD Jalan 10 Kilo Jualan Brondong, Padahal Ia Berprestasi, Kelak Ingin Jadi Polisi
Senyuman Lefti tergores di bibirnya saat beberapa lembar uang Rp 10 ribu dan Rp 20 ribu ia terima.
Editor: Fachri Sakti Nugroho
"Kalau musim libur saya pulang lebih awal, bisa pukul 16.00 atau pukul 17.00," katanya.
Lefti mengatakan, ia bisa berjalan kaki hingga Rumah Sakit Cimacan untuk berjualan setelah berkeliling di kawasan Pasar Cipanas.
Jika dirata-rata ia bisa menempuh lebih dari 10 kilometer berjalan kaki setiap harinya dari berangkat sampai pulang lagi ke rumah.
Udara seputar Cipanas yang dingin karena hujan pun tak menghentikan tekad bocah ini.
"Sudah biasa basah pak, yang penting barang dagangan saya tak basah," kata Lefti yang jaketnya terlihat basah kuyup karena hujan.
Populer: Berhubungan Intim di Depan Anak Sendiri, Wanita dan Selingkuhan Dibekuk
Lefti mengatakan, orangtuanya mempunyai enam orang anak.
Lefti adalah anak ketiga dan mempunyai tiga orang adik yang masih kecil.
"Kakak saya juga sama berjualan dan ada yang ikut berjualan nasi goreng," katanya.
Ia mengatakan, uang hasil berjualannya digunakan untuk membeli keperluan sekolah seperti tas, seragam, dan buku.
Kalau ada sisa diberikan kepada orangtuanya.
Ia mengatakan, ayahnya hanya seorang penjaga vila dan ibunya lebih sibuk mengurus adik-adiknya.
Di sekolah, ternyata bocah penjual brondong ini cukup berprestasi.
Ia mendapat ranking tiga di kelasnya.
Lefti mengatakan jika ia sudah besar nanti ia ingin menjadi seorang polisi.
Berita ini telah tayang di TribunJabar.com dengan judul: Bocah Kelas 4 SD di Pacet Terpaksa Jualan Brondong Jagung demi Bantu Perekonomian Keluarga