Breaking News:

Bocah Kelas 4 SD Jalan 10 Kilo Jualan Brondong, Padahal Ia Berprestasi, Kelak Ingin Jadi Polisi

Senyuman Lefti tergores di bibirnya saat beberapa lembar uang Rp 10 ribu dan Rp 20 ribu ia terima.

Editor: Fachri Sakti Nugroho
Tribun Jabar/Ferri Amiril Mukminin
Lefti Kahmijah (10). 

TRIBUNWOW.COM - Wajah Lefti Kahmijah (10) terlihat bersemangat.

Kedua tangannya menenteng satu dus brondong jagung yang ditawarkannya kepada pembeli di kawasan Pasar Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, Rabu (20/12/2017).

Tumpukan brondong jagung dalam dus warna cokelat yang dijual seharga seribu rupiah sampai tiga ribu rupiah mulai berkurang satu per satu.

Senyumnya pun tergores di bibirnya saat beberapa lembar uang Rp 10 ribu dan Rp 20 ribu ia terima.

Populer: Bikin Nangis! Anak Sekecil Itu Pikul dan Jual Kerupuk Keliling Sepulang Sekolah

Lefti Kahmijah (10).
Lefti Kahmijah (10). (Tribun Jabar/Ferri Amiril Mukminin)

Kebahagiaannya sangat sederhana, yakni ketika pulang dengan dus kosong dan dagangnya habis terjual.

Tak terpikir sedikitpun di liburan kali ini ia berleha-leha main game, atau pergi berwisata.

Ia harus membuang jauh pikiran main game atau pergi berwisata, karena harus banting tulang membantu perekonomian keluarganya.

Pada hari-hari sekolah, untuk menghabiskan dua dus yang berisi 100 bungkus makanan ringan, bocah kelas 4 SDN Pacet ini harus berangkat menjajakan dagangannya sepulang sekolah dan kembali ke rumah menjelang malam.

"Kalau musim sekolah paling malam saya pulang ke rumah pukul 22.00," ujar Lefti.

Populer: Konsumsi Pil Dobel L sejak SD, 4 Pelajar Mengalami Gangguan Jiwa

Terkadang hingga malam pun dagangan yang dibawa Lefti masih banyak tersisa tak terjual.

Kelelahannya pun bertambah jika hal tersebut terjadi.

Namun setiap hari ia selalu optimistis jika dagangannya akan habis.

Lefti mengatakan, jika musim libur tiba ia sudah sejak pagi pergi berdagang dari rumahnya di kawasan Simpang, Cipendawa, Kecamatan Pacet, Ciancur, Jawa Barat.

"Kalau musim libur saya pulang lebih awal, bisa pukul 16.00 atau pukul 17.00," katanya.

Lefti mengatakan, ia bisa berjalan kaki hingga Rumah Sakit Cimacan untuk berjualan setelah berkeliling di kawasan Pasar Cipanas.

Jika dirata-rata ia bisa menempuh lebih dari 10 kilometer berjalan kaki setiap harinya dari berangkat sampai pulang lagi ke rumah.

Udara seputar Cipanas yang dingin karena hujan pun tak menghentikan tekad bocah ini.

"Sudah biasa basah pak, yang penting barang dagangan saya tak basah," kata Lefti yang jaketnya terlihat basah kuyup karena hujan.

Populer: Berhubungan Intim di Depan Anak Sendiri, Wanita dan Selingkuhan Dibekuk

Lefti mengatakan, orangtuanya mempunyai enam orang anak.

Lefti adalah anak ketiga dan mempunyai tiga orang adik yang masih kecil.

"Kakak saya juga sama berjualan dan ada yang ikut berjualan nasi goreng," katanya.

Ia mengatakan, uang hasil berjualannya digunakan untuk membeli keperluan sekolah seperti tas, seragam, dan buku.

Kalau ada sisa diberikan kepada orangtuanya.

Ia mengatakan, ayahnya hanya seorang penjaga vila dan ibunya lebih sibuk mengurus adik-adiknya.

Di sekolah, ternyata bocah penjual brondong ini cukup berprestasi.

Ia mendapat ranking tiga di kelasnya.

Lefti mengatakan jika ia sudah besar nanti ia ingin menjadi seorang polisi.

Berita ini telah tayang di TribunJabar.com dengan judul: Bocah Kelas 4 SD di Pacet Terpaksa Jualan Brondong Jagung demi Bantu Perekonomian Keluarga

Sumber: Tribun Jabar
Tags:
Jawa BaratAnak Sekolah DasarPedagang Asongan
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved