Breaking News:

Korupsi EKTP

Jaksa KPK Menikmati Apa yang Dilakukan Setya Novanto Saat Sidang Perdana

Beberapa Jaksa penuntut umum KPK tampak tersenyum dan menahan tawa ketika di tengah proses persidangan yang dimulai sekitar pukul 10.00 sampai 20.30.

Editor: Elga Maulina Putri
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Tersangka korupsi KTP elektronik, Setya Novanto menjalani sidang perdana di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (13/12/2017). Sidang diskors majelis hakim untuk pemeriksaan kesehatan Setya Novanto. 

Novanto hanya menjawab "Tidak" ketika hakim menanyakan padanya apakah dirinya didampingi penasihat hukum. Hal itu membuat hakim meminta Maqdir Ismail memberikan kepadanya surat kuasa.

Karena berkelakuan tidak semestinya, maka majelis hakim meminta sidang diskors dari pukul 11.30 sampai 14.30 untuk pemeriksaan kesehatan Novanto. Usai skors dicabut, persidangan kemudian dilanjutkan. Dengan pembacaan hasil pemeriksaan dokter terhadap kesehatan Novanto. Dari empat dokter spesialis RSCM yang memeriksa Novanto di pengadilan, Novanto dinyatakan sehat dan bisa mengikuti persidangan.

AM Fatwa Wafat, Anies Baswedan: Pak Fatwa Selalu Bersemangat Muda hingga Akhir Hayatnya

Pengacara Novanto, Maqdir Ismail sempat memanggil seorang dokter dari Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) untuk memeriksa Novanto sebagai pembanding. Namun Maqdir dan timnya tidak mengijinkan dokter RSPAD untuk melanjutkan memeriksa Novanto karena dokter RSPAD yang datang adalah dokter umum dan bukan dokter spesialis. Menurut Maqdir dan timnya, hasil pemeriksaannya tidak akan sebanding.

"Tadi yang kami harapkan itu dokter ahli tetapi yang datang itu dokter umum. Setelah kami coba bicara dengan tim dan beliau bahwa itu tidak akan berimbang, pendapat dokter umum dengan pendapat dari dokter ahli. Sehingga kami memutuskan untuk tidak diteruskan pemeriksaan," terang Maqdir.

Hakim pun menyayangkan keputusan tim kuasa hukum Novanto karena kesempatan dan waktu yang telah diberikan kepada pihak Novanto tidak dipergunakan dengan baik. Bahkan hakim sempat menegur pihak Novanto karena tidak melakukan pemeriksaan.

"Tadi sudah diberi kesempatan. Dari setengah 12 itu hari ini sampe jam 2 (14.00-red). Tentunya, gunakanlah dengan baik. Kita nggak punya...(terdiam) seperti itu. Tentunya sebelum berangkat apa nggak ada komunikasi? Harusnya kan ada komunikasi. Misalnya meminta ahli. Saya minta mengirim (dikirim) yang spesialis, kan gitu. Jangan sampe udah sampe sini kemudian ditolak, kan seperti itu. Ini dilihat orang banyak," tegas Hakim Yanto kepada tim pengacara Novanto.

Setelah sidang diskors berkali-kali dan hakim sempat meminta waktu untuk bermusyawarah selama kurang lebih satu jam akhirnya hakim memutuskan untuk melanjutkan persidangan meskipun Novanto tidak mau menjawab pertanyaan hakim dan hakim anggota. Selain berdasarkan musyawarah, keputusan tersebut juga didasarkan pada KUHAP pasal 75.

"Majelis memutuskan bahwa pembacaan surat dakwaan saudara dapat dilanjutkan," tegas Hakim Yanto.

Setya Novanto didakwa karena rangkaian perbuatan yang dilakukan secara bersama-sama merugikan keuangan negara sejumlah Rp. 2.314.904.234.275, 39. Novanto didakwa dengan pasal Tindak Lidana Korupsi.

"Perbuatan terdakwa tersebut merupakan tindak pidana sebagaimana diatur dalam pasal 3 Undang-Undang No. 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak korupsi sebagaimana telah diubah dalam Undang-Undang No.20 tahun 2001 Tentang Perubahan Undang-Undang No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana korupsi Juncto pasal 55 ayat (1) ke1 KUH Pidana, Jakarta 4 Desember 2017," kata JPU. (Tribunnews.com, Gita Irawan)

Berita ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Jaksa KPK Menikmati Kelakuan Setya Novanto Dalam Sidang Perdana"

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Setya NovantoKomisi Pemberantasan Korupsi (KPK)EKTP
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved