Gunung Agung Meletus
Hotel-hotel di Bali Turunkan Harga hingga 30%, Tetapi Kondisinya Malah seperti Ini
Erupsi Gunung Agung yang menyebabkan kunjungan wisatawan ke Bali menurun drastis, betul-betul memukul insan dan industri pariwisata Bali.
Editor: Galih Pangestu Jati
“Mudah-mudahan benar, katanya Jetstar sudah melakukan penerbangan, tapi apakah membawa wisatawan atau tidak, itu yang belum jelas,” ujar birokrat yang juga pengusaha akomodasi pariwisata itu.
Ditambahkan Adit Pande, hotel-hotel di Ubud saat ini berharap banyak pada wisatawan Australia dan domestik.
Menurut Adit, kepercayaan warga Australia terhadap keamanan Bali masih relatif tinggi.
"Jadi, sekarang market yang bisa kita tuju, domestik dan Australia,” tambahnya.
Sementara Wakil Ketua Umum 1 DPP Indonesian Hotels General Manager Association (IHGMA), I Made Ramia Adnyana, memilih pasar Asia.
“Kami akan mengincar market domestik dan Asia. Seperti Korea yang masih terbang ke Bali,” katanya, kemarin.
Ramia mengakui terjadinya penurunan okupansi yang cukup tajam sejak bandara ditutup dan beberapa airlines tidak terbang ke Bali.
Termasuk penerbangan dari Cina yang belum mau terbang ke Bali.
Pria yang juga GM sebuah hotel di wilayah Kuta ini, mengatakan hotelnya masih terisi 79 persen, dan kemarin hampir 90 persen.
“Sebenarnya kebetulan saja, ada grup yang menginap di hotel kami, sehingga okupansi masih lumayan. Tetapi teman-teman kami di wilayah selatan okupansinya masih di bawah 40 persen,” katanya.
Pihaknya akan terus membuat promo bersama IHGMA dan stakeholder pariwisata lainnya untuk kembali mendongkrak kunjungan wisatawan.
Event berupa promo akhir tahun atau spesial rate bagi tamu yang datang ke Bali. (*)
Berita ini telah diterbitkan oleh Tribun Bali dengan judul "Wisatawan Mulai Berdatangan Sejak Bandara Ngurah Rai Dibuka, Tapi Ini Kondisinya"