Tragis! Bukan Pawang, Ternyata Ini Ritual yang Dilakukan Supriyanto sebelum Tewas Diterkam Buaya
Supriyanto bukanlah pawang buaya, seperti dikira orang selama ini. Dia hanya berniat menolong Arjuna (korban pertama) karena kasihan.
Editor: Galih Pangestu Jati
Diberitakan sebelumnya, pada Jumat (15/9/2017), korban Arjuna (16) menjadi korban terkaman buaya, saat sedang berada di pinggir sungai itu.
Sabtu (16/9/2017) siang, pawang yang hendak menangkap buaya, malah menjadi korban keganasan buaya, Supriyanto (39) pun menjadi korban selanjutnya.
Korban memiliki dua orang anak laki-laki, yang kedunya masih bersekolah, anak pertama usia 14 tahun, dan kedua usia 9 tahun.
Selain berprofesi sebagai "orang pintar", Supriyanto juga seorang pemburu tokek.
Bahkan pernah mencari tokek hingga ke kawasan Jawa.
Selain dapat menyembuhkan penyakit tak wajar yang diderita orang, Supriyanto juga bisa menangkal hujan, alias sebagai pawang hujan.
Pada HUT Kemerdekaan silam, Supriyanto sempat menjadi peserta lomba panjat pinang.
Tubuh Arjuna telah ditemukan, sedangkan tubuh Supriyanto hingga Minggu (17/9/2017) siang belum juga ditemukan.
Tampak, petugas dari TNI AL, serta pawang buaya sudah berada di lokasi kejadian, Jalan Ir Soekarno, RT 17, Muara Jawa, Kutai Kartanegara, tepatnya di sungai TB, depan Jety BRE.
Saat ini, pawang tengah melakukan ritual pemanggilan buaya, guna mendapatkan tubuh Supriyanto.
Berita ini telah diterbitkan Tribunnews dengan judul "Tragis, Ini Ritual Supriyanto Sebelum Tewas Diterkam Buaya Sungai Muara Jawa"