Breaking News:

Tak Melulu Boros! 5 Penjelasan Ini Ungkap Bagaimana Seorang Traveler Sejati Memandang Materi

"Hidup terlalu singkat dan 'hal-hal' yang akan membersamaiku selamanya ialah pengalaman menjelajah dunia beserta memori di dalamnya,"

Penulis: Lolita Valda Claudia
Editor: Lolita Valda Claudia
Huffingpost

"Sedari awal kami bertemu, mulai dari hal kecil misalkan pada kencan pertama. Kami setuju tak ada pemberian hadiah, hanya makan malam di hotel bintang 3 bersama. Ini lebih irit dan menyenangkan ketimbang harus tukar hadiah yang menghabiskan banyak uang dan tak menikmati momennya," lanjutnya.

huffingtonpost.com
huffingtonpost.com ()

Mungkin jika melihat hal ini sebagian orang akan beranggapan jika Nano adalah orang aneh dan tak mempertimbangkan masa depan.

Namun Nano menerima segala kritikan, dirinya mengaku lebih senang disebut 'mengikuti passion' ketimbang disebut terlalu naif dalam menghamburkan uang.

" Aku lebih suka menyebutnya 'gairah'. Hal ini terbukti, aku tak bisa tinggal di satu tempat selama tiga bulan berturut-turut, hal ini jelas aku membutuhkan liburan pada akhir pekan. Aku juga merencanakan liburan selama satu hingga dua tahun sebelum akhirnya bisa berangkat. Terlebih aku juga merinci setiap detail uang yang harus dikeluarkan kala ingin berlibur. Traveler CondeNast, Perjalanan Budaya, National Geographic and Travel + Leisure telah berubah menjadi Alkitab saya; Saya juga sering mengunjungi website seperti booking.com hanya untuk membayangkan bisa ke sana," katanya.

Lantas apa sih alasan utama Nano lebih memilih untuk menginvestasikan uangnya kepada traveling ketimbang barang-barang mewah?

1. Mengubah cara pandang

huffingtonpost.com
huffingtonpost.com ()

"Seperti yang dikatakan oleh Mr.Twain, perjalanan adalah sebuah prasangka, kefanatikan dan terlepas dari pemikiran sempit. Dua tahun bertugas sebagai seorang diplomatik di Haiti telah membuka lebar pikiran saya mengenai arti dari 'kesulitan' dan 'kemudahan' itu sendiri. Mungkin anda bisa melihat segalanya melalui televisi, namun rasanya jelas berbeda ketika mengunjungi dan mengalaminya secara langsung. Anda tak benar-benar bisa mengerti perjuangan orang-orang yang tinggal di Haiti. Dan aku sangat bersyukur kondisi kehidupanku tak seperti di Haiti yang bergulat dengan kemiskinan. Setelah pulang dari Haiti pikiran saya berubah, saya lebih menghargai apa yang telah saya miliki saat ini. Bahkan aku sangat bersyukur bisa menikmati jalan beraspal, bioskop, makanan, pusat perbelanjaan dan lainnya yang sempat saya remehkan," tulisnya.

2. Bertemu orang baru

Jika hanya melihat tempat wisatanya saja maka perjalanan itu belum cukup memuaskan.

Kamu akan bertemu dengan orang baru, budaya yang 180 derajat berbeda denganmu, dan berfikir "bagaimana bisa orang asing tinggal di negara yang berbeda dengan negara asalnya?" dan saat pertanyaan itu datang kamu akan mulai menghargai setiap pencapaian yang telah kamu buat.

" Anda tak akan pernah bisa belajar sesuatu jika tak berinteraksi dengan penduduk setempat," terangnya.

Menurut Nano keterlibatan multikultural adalah kunci untuk memahami keindahan dunia.

"Memiliki banyak teman dari segala penjuru dunia bisa membuat saya merasa lebih 'kaya', ujarnya.

Selain itu, berinteraksi dengan orang baru tak hanya akan memberikan pengetahuan namun juga cerita baru dari orang tersebut.

"Ingat setiap orang yang anda temui dalam eprjalanan memiliki sebuah cerita untuk diceritakan," jelasnya.

Halaman
123
Sumber: TribunWow.com
Tags:
HuffintonpostTokyoCina
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved