DPRD DKI Jakarta Minta Asisten Pribadi, Begini Respons Djarot
Semua fraksi DPRD DKI Jakarta sepakat mengusulkan pengadaan orang yang bisa membantu pekerjaan mereka.
Editor: Galih Pangestu Jati
TRIBUNWOW.COM - Semua fraksi DPRD DKI Jakarta sepakat mengusulkan pengadaan orang yang bisa membantu pekerjaan mereka.
Setiap fraksi menyebut dengan nama yang berbeda-beda, ada yang meminta tenaga ahli, staf pribadi, hingga asisten pribadi.
Namun, mereka sama-sama sepakat mengusulkan pengadaan tenaga ahli atau asisten pribadi itu untuk masing-masing anggota Dewan.
Ada 106 anggota Dewan yang ada di DPRD DKI.
Artinya, mereka menuntut adanya 106 tenaga ahli atau asisten pribadi untuk membantu mereka.
Jumlah itu di luar tenaga ahli yang biasanya ditugaskan di setiap fraksi dan komisi.
Permintaan itu sempat dipertanyakan oleh Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat.
Menurut Djarot, kebutuhan tenaga ahli hingga 106 orang terlalu banyak.
Tidak Diundang Presiden ke Istana, PAN: Ya Kita Kan Pasif
Wakil Ketua Fraksi Partai Hanura DPRD DKI Syarifudin mencoba menjelaskan alasan mereka meminta asisten pribadi.
"Pak Djarot menolak karena dia enggak ngerti maksud dan tujuannya ini apa. Bukan saya atau anggota Dewan yang lain mau gagah-gagahan. Tapi supaya penyerapan aspirasi bukan hanya saat reses," ujar Syarifudin di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Senin (24/7/2017).
Syarifudin mengatakan asisten pribadi bukan untuk mengawal anggota Dewan di setiap aktivitas mereka.
Melainkan untuk ditempatkan di dapil masing-masing untuk menampung aspirasi masyarakat.
Syarifudin mengatakan beberapa kali pernah ada warga yang mengadu ditolak masuk rumah sakit di dapilnya di Jakarta Utara.
Kata Syarifudin, pihak rumah sakit mengatakan tidak ada kamar kepada warga.