Derita Kanker Agresif hingga Tak Bisa Jalan, Ketty Bermimpi Bisa Sekolah Lagi!
Sebuah bola melesat menghantam lutut Ketty. Nyeri yang menusuk langsung membuatnya terduduk.
Editor: Maya Nirmala Tyas Lalita
"Kalau mau apa-apa sekarang harus minta tolong mama. Kalau nggak ada mama, terpaksa ditahan-tahan. Lapar atau haus juga ditahan," kata Ketty.
Sering Ketty harus menahan haus dan lapar satu harian.
Juga menahan buang air. Apa boleh buat.
Jika mendapat pekerjaan tambahan, Nilawaty bisa pulang hingga larut malam.
Adiknya, Reihan, yang kadang-kadang ditinggalkan bersamanya di rumah, tidak dapat membantu apa-apa. Reihan baru empat tahun.
"Mau enggak mau harus kerja juga. Kadang dari jam 8 pagi. Kadang siang baru keluar. Kalau saya kerja, terpaksa Ketty di rumah. Saya kasihan. Kadang nggak tega. Terbayang bagaimana dia kesulitan. Tapi mau bagaimana lagi," katanya.
Puisi
Osteosarcoma bukan penyakit yang tidak bisa disembuhkan.
Kanker ini bisa digerus setidaknya lewat tiga langkah pascadilakukan proses biopsi tumor, tergantung pada tingkat keparahan dan lokasi kanker.
Yakni pembedahan, terapi radiasi dan kemoterapi, serta operasi pengangkatan tulang atau amputasi.
Dengan kata lain, sesungguhnya, masih ada harapan untuk sembuh. Namun begitulah.
Harapan ini sekarang mengabur, terhadang perkara yang memang sering kali tak bisa diajak kompromi.
"Aku tahu mama gak punya uang untuk membawa aku berobat. Maka setiap malam aku berdoa sama Tuhan. Aku mengaji. Supaya Tuhan memberikan aku kesembuhan. Aku yakin suatu hari Tuhan pasti tolong kami," kata Ketty.

Harapan untuk sembuh memang terus dijaga Ketty.
Dia tetap menjaga semangat.
Seperti ditulisnya pula dalam puisi berjudul Secercah Harapan.
Ya Allah ya Tuhanku...
Kau maha pendengar doaku.
Dalam diriku ada tersimpan permata.
Hanya buat seorang mama
Di sisi tilam tempatnya sehari-hari berbaring, bertumpuk buku-buku. Ada buku bacaan populer ada buku-buku pelajaran.
Ketty menyimpan harapan untuk sembuh dan suatu saat bersekolah kembali. (Tribun Medan/Arjuna Bakkara)