Derita Kanker Agresif hingga Tak Bisa Jalan, Ketty Bermimpi Bisa Sekolah Lagi!
Sebuah bola melesat menghantam lutut Ketty. Nyeri yang menusuk langsung membuatnya terduduk.
Editor: Maya Nirmala Tyas Lalita
Nilawaty membawanya pulang karena dua alasan.
Pertama menyangkut biaya.
Meski menggunakan layanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), Nilawaty tetap saja harus mengeluarkan biaya.
Ketty dirawat lebih dari satu bulan lamanya di RSUP Adam Malik.
Sepanjang waktu itu, tentu, dia harus keluar uang untuk membeli makanan dan keperluan lainnya.
Bagi kalangan berkecukupan tentu tak ada masalah.
Sebaliknya bagi Nilawaty. Dia bekerja tak tetap.
Kadangkala dia mendapatkan pekerjaan menjemur ikan asin di kawasan pergudangan di Gabion Belawan.
Dari pekerjaan ini dia hanya bisa mendapatkan antara Rp 50 ribu sampai Rp 70 ribu per hari. Bekerja sejak pagi sampai menjelang gelap.
Jika sedang tidak ada pekerjaan di Gabion, dia mencari pekerjaan serabutan lain.
Paling sering menjadi buruh cuci.
Di akhir pekan, kadang-kadang dia ditawari untuk membantu-bantu di dapur.
Tugasnya angkat cuci piring kotor.
Alasan kedua, Nilawaty khawatir Ketty mengalami depresi lantaran konsisi yang tidak juga membaik.
Kedua kakinya semakin mengecil.
Ketty sekarang bahkan sudah tak bisa berjalan sama sekali.