Breaking News:

Tsamara Amani Dapat Surat Terbuka dari Seorang Wanita, Isinya Menohok!

Tsamara Amani, mendapat surat terbuka dari Rayla Prajnariswari Belaudina Kusrorong.

Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Maya Nirmala Tyas Lalita
tribunjateng/muh radlis
Surat terbuka ditulis oleh Rayla Prajnariswari Belaudina Kusrorong untuk Tsamari Amany 

TRIBUNWOW.COM - Tsamara Amani, mendapat surat terbuka dari Rayla Prajnariswari Belaudina Kusrorong.

Surat ini datang untuk Tsamara menyusul aksinya 'melawan' argumentan Ketua DPR RI, Fahri Hamzah terkait polemik KPK dan penyakit korupsi yang menjangkiti negeri.

Akan Dibubarkan, HTI Beri Tanggapan soal Tuduhan dan Sikap Pemerintah, No 5 ke Meja Hijau


Surat terbuka ditulis oleh Rayla Prajnariswari Belaudina Kusrorong untuk Tsamara Amany
Surat terbuka ditulis oleh Rayla Prajnariswari Belaudina Kusrorong untuk Tsamara Amany (tribunjateng/muh radlis)

Markus Nari Jadi Tersangka Baru Kasus Korupsi E-KTP Usai Setya Novanto, Ternyata Begini Perannya!

Berikut ini isi surat terbuka Rayla kepada Tsamara.

*Surat Terbuka Untuk “Politisi Muda”, Tsamara Amany*
Saya Rayla Prajnariswari Belaudina Kusrorong, (bukan) seorang politisi muda. Meski belum pernah bertemu Tsamara, apalagi mengenal personal dengan baik. Entah itu dalam pertemuan, acara diskusi maupun dalam dialog-dialog formal dan informal lainnya, perkenankan saya untuk berkomunikasi dengan anda secara terbuka di sela-sela kesibukan anda sebagai calon gubernur DKI suatu saat nanti.

Pertama-tama, mengapa surat ini saya tujukan untuk anda bukan yang lain seperti Sist Grace Natalia atau ibu Eva Sundari atau bahkan Pak Fahri Hamzah. Itu dikarenakan saya tertarik dengan popularitas anda akhir-akhir ini, cukup menggelitik pikiran saya. Biasanya saya memilih membaca jurnal sambil minum kopi, lain pula kali ini.

_Sang politisi muda, Tsamara._

Awalnya saya tidak tahu anda siapa, dari latar belakang mana, atau bagaimana anda hadir dan tiba-tiba viral di media sosial belakangan ini. Sebagai (bukan) seorang politisi muda, saya banyak memperhatikan figur-figur muda yang terjun ke dunia politik.

Saya tahu akan sangat berdosa jika saya menyarankan anda untuk berkonsentrasi pada kuliah dulu, sembari mematangkan pengetahuan berpolitik. Bukan karena anti anak muda berpolitik, sayapun sangat mendukung anak muda untuk ambil peran dalam pentas panggung politik. Namun gagasan dan langkah anda kadang menggelitik saya, apalagi tersemat bagi anda sebagai ‘politisi muda’. Konon katanya, perwakilan generasi milenial.

Pertama.
Menantang Fahri Hamzah “bertengkar”. Saat acara ILC membahas soal hak angket KPK, saya melihat anda dengan percaya diri mengkritik keras pak Fahri Hamzah. Mbak Politisi muda berlipstik merah yang saya banggakan, ketahuilah bahwa menolak atau menyuruh pembubaran pansus angket KPK, niscaya anda tidak sedang berjuang melawan koruptor.

Mengapa demikian? Di tengah opini upaya pelemahan KPK, yang mereka butuhkan adalah anda membawa bukti di lembaga peradilan, bukan melawan dengan cara politis dan menggiring opini publik bahwa mereka yang mencurigai/mempertanyakan KPK adalah pendukung koruptor. Bagaimana Mbak, sampai disini kita sepakat? Hehehe…

Saya juga tidak ingin menjudge bahwa anda terlalu belia dan belum pantas berorasi di depan gedung KPK. Tapi, alangkah baiknya anda yang (katanya) diakui sebagai politisi muda terlebih dahulu belajar prioritas yang dihadapi negara ini. Misalnya saja seperti krisis sosial ekonomi, belajar dari realitas orang miskin dan kaum marjinal.

Kedua, bagaimana bisa gagasan anda sebagai politisi hanya dengan baca berita, bikin vlog dan menulis, serta masuk organisasi/partai? Saya tiap hari baca berita, menulis lumayan sering, terlibat organisasi juga sudah. Apa karena saya belum membuat vlog sehingga saya belum bisa jadi politsi muda yang popular akhir-akhir ini seperti anda? Mbak politisi muda, Kalau anda paham ilmu politik, didalam politik ada seni berpolitik, selain itu ada seni memerintah dan bagaimana menjalankannya. Sederhananya, di dalam politik ada manusia-manusia politik, dan mereka adalah pencipta perubahan, pembuat ide-ide bukan sekedar penggiring opini.

Dunia politik itu bukan hanya soal kepentingan dan bagaimana mewujudkannya. Politik itu bukan hanya soal keberanian dan kepedean, tapi juga membutuhkan strategi taktik dalam lingkup siapa mendapatkan apa, kapan, dan bagaimana. Sederhananya, bagaimana negara melakukan manajemen untuk mencapai tujuan negara bagi rakyatnya.

Halaman
12
Sumber: TribunWow.com
Tags:
Tsamara AmaniDPR RIFahri HamzahKomisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved