Ulama AS Kecam Keras Keputusan Trump yang Tiadakan Tradisi Makan Malam Jelang Lebaran
Pemerintahan Donald Trump tidak mengadakan makan malam di akhir bulan Ramadan yang sudah menjadi tradisi Gedung Putih.
Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Galih Pangestu Jati
TRIBUNWOW.COM - Pemerintahan Donald Trump tidak mengadakan makan malam di akhir bulan Ramadan yang sudah menjadi tradisi Muslim dan diadakan di Gedung putih selama lebih dari dua abad.
Melansir dari Kompas.com, tradisi makan malam itu biasanya dilakukan saat matahari terbenam pada akhir bulan suci Ramadan, atau bulan kesembilan dari kalender Islam.
Diketahui sebelumnya, di bawah pemerintahan Clinton, Bush, dan Obama, pihak Gedung Putih biasa menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mempersiapkan acara tersebut.
Namun, kini di bawah pemerintahan Donald Trump, tradisi tersebut tidak berlanjut.
Tradisi Muslim Dua Abad di Gedung Putih Diakhiri Donald Trump
Sekretaris Negara Rex Tillerson pernah mengatakan bahwa pemerintah memang tidak akan menyelenggarakan makan malam tahun ini.
"Umat Muslim di Amerika Serikat bergabung dengan Muslim di seluruh dunia selama bulan suci Ramadan, fokus pada ibadah dan amal. Sekarang, saat mereka memperingati Idul Fitri bersama keluarga dan teman, mereka meneruskan tradisi membantu tetangga dan berbagi (zakat)," demikian pernyataan pihak Gedung Putih pada Sabtu (24/6) malam lalu.
Pada mulanya, tradisi makan malam pada akhir Ramadan ini dilakukan oleh Presiden Thomas Jefferson pada Desember 1805.
Diketahui, Jefferson adalah sosok yang dikenal sebagai pendukung kebebasan beragama untuk menghormati duta besar Tunisia Sidi Soliman Mellimelli saat konflik Amerika dan negara yang mereka sebut "barbar" terjadi.'
"Makan malam dilakukan persis saat Matahari terbenam," demikian isi undangannya.
Pada catatan hariannya, John Quincy Adams menuliskan bahwa makan malam disajikan pada sore hari pada bulan Ramadan.
Terlepas dari apa yang disajikan saat makan atau siapa pun yang hadir saat itu, sama halnya seperti momen berbuka puasa.
Tradisi ini terus berlanjut di tahun 1996, saat Ibu Negara Hillary Clinton, setelah dirinya mempelajari lebih lanjut tentang tradisi tersebut.
Menurut laporan Muslim Voices pun, Chelsea, sang putri diketahui juga telah mempelajari sejarah Islam di sekolahnya.
Tradisi terus berlanjut ke masa pemerintahan George W Bush, termasuk serangan 9/11.