Full Day School Jadi Momok Bagi Lembaga Pendidikan Agama
DPP-FKDT menolak rencana kebijakan Sekolah Lima Hari (Full Day School) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho
Editor: Tinwarotul Fatonah
TRIBUNWOW.COM - Dewan Pengurus Pusat Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (DPP-FKDT) menolak rencana kebijakan Sekolah Lima Hari (Full Day School) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).
Menurut Ketua Umum DPP-FKDT, Lukman Hakim, Sekolah Lima Hari (Full Day School) berpotensi menyebabkan adanya pendangkalan pendidikan agama, internalisasi akhlakul karimah dan nilai-nilai kebangsaan.
Lukman menambahkan, Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) selama ini telah berperan menjadikan anak bangsa berpaham moderat dan toleran juga komitmen pada NKRI.
Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) juga membentuk karakter dan moralitas anak-anak usia sekolah dasar hingga menengah atas menjadi pribadi muslim yang tangguh.
#KerenTanpaRokok Jadi Trending Topik, Kementerian RI hingga Gubernur Ramai Menebar Pesan Ini
Namun jika Sekolah Lima Hari (Full Day School) diberlakukan, maka Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) tidak akan dapat beroperasi, sehingga tugasnya untuk mencetak generasi bangsa yang bermoral dan berpegang pada pemahamanan keIslaman akan pupus.
Hal ini dikarenakan, Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) beroperasi pada waktu siang sampai malam hari.
“Kami mendesak kepada Mendikbud agar membatalkan rencana itu karena akan membuat MDT dan Taman Pendidikan Alquran (TPQ) terancam gulung tikar,” ujar Lukman Hakim dalam keterangan tertulis kepada TribunWow.com.
Lulusan UIN Walisongo ini menilai jiak kebijakan menteri ini perlu dikaji ulang secara komprehensif jika tak ingin MDT kehilangan eksistensi.
Lukman meminta Mendikbud untuk fokus mengurusi masalah-masalah pendidikan nasional yang lebih krusial seperti, masih terdapat sekat dan jarak antara sekolah negeri dengan swasta, sekolah unggulan dan reguler.
Persoalan mengenai profesionalitas guru dan pendidikan di wilayah terpencil dan di perbatasan negara juga mendesak untuk diperhatikan.
Belum terkait bangunan dan fasilitas pendidikan yang belum terlengkapi, gedung sekolah yang tak layak, anak putus sekolah dan adanya SD yang harus digabungkan (merger) dengan SD lainnya karena kekurangan peserta didik.
Peringati Hari Pendidikan Nasional, Inilah yang Dilakukan Presiden Jokowi! Bikin Terpukau!
Menurut Lukman permasalahan yang telah disebutkan tadi lebih penting untuk diselesaikan, daripada menggodok persoalan Full Day School yang nantinya akan mematikan MDT.
Dalam catatan Lukman, sebanyak 76.566 MDT dengan 6.000.062 santri dan 443.842 ustaz, 134.860 Pendidikan Alquran, 7.356.830 santri dan 620.256 ustaz serta ada 13.904 Pondok Pesantren, 3.201.582 santri dan 322.328 ustaz yang berpotensi terancam bubar jika kebijakan Full Day School diterapkan.