Breaking News:

Latihan PPRC TNI Berujung Petaka, Begini Kronologi Kejadian hingga Nama Korban yang Tercatat

Dikabarkan ada prajurit TNI tewas setelah meriam meledak dan sejumlah prajurit lainnya terluka parah.

Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Maya Nirmala Tyas Lalita
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA/Tribun Jateng
Ilustrasi 

TRIBUNWOW.COM - Gladi bersih latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI berujung tragis, Rabu (17/5/2017).

Dikabarkan ada prajurit TNI tewas setelah meriam meledak dan sejumlah prajurit lainnya terluka parah.

Tak hanya gladi resik latihan PPRC, tetapi saat itu juga berlangsung gladi bersih pengamanan RI 1 di Aula Kartika dan Tanjung Datuk Teluk Buton.

Hati-hati Berucap dan Bertindak! Presiden Jokowi Beri Mandat Keras untuk Kapolri dan Panglima TNI

Sekitar pukul 11.21 WIB, bertempat di Stelling Arhanud 1/K Jat GIANT BOW, telah terjadi kecelakaan penembakan yang salah sasaran.

Kejadian ini diduga meledaknya meriam buatan Cina merk Chang Chong, yang dipakai untuk menembak drone.

Namun, tiba-tiba alatnya bermasalah, penopangnya tiba-tiba loss.

Moncong yang tadinya mengarah ke atas tiba-tiba bergerak ke bawah dan menembak ke arah prajurit yang berada di dekat situ.

Usai Marah dan Pecah Kaca Bus di Tol Cikunir, Mayor TNI Minta Maaf, Simak Kronologi Lengkapnya!

Kepanikan terlihat saat kejadian tersebut terjadi.

Meriam Cina Chang Chong
Meriam Cina Chang Chong (IST)

Kronologi kejadian tragis tersebut berawal dari drone yang melintas di atas Stelling ARH, masing-masing pucuk melakukan penembakan.

Namun, pucuk 8 mengalami lepas kendali pada penyekat kiri sehingga mengakibatkan penembak tidak bisa mengendalikan pucuknya dengan baik.

Kemudian elevasi turun yang lalu membabat ke arah pukul 9 pada posisi pucuk 7 dan 6.

Posisi Kapt Arh Heru berada di belakang kiri pucuk 7 pun tertembak bagian perut dan punggungnya sehingga meninggal di tempat.

Sementara Praka Edi, duduk di belakang tembakan pucuk 6, tertembak bagian badan dan meninggal di tempat.

Latihan ini rencananya akan dikunjungi oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 19 Mei 2017.

Kejadian ini mengakibatkan 12 korban jiwa, yang di antaranya 4 meninggal dunia, 6 luka berat, dan 2 orang luka ringan.

Diketahui, korban kecelakaan ini berasal dari Satuan Yon Arhanaud I Kostrad.

Adapun nama-nama Korban sebagai berikut.

1. Danrai Kapten Arh Heru Bayu (MD)
2. Pratu Ibnu Hidayat (MD)
3. Pratu Marwan (MD)
4. Praka Edy (MD)
5. Pratu Bayu Agung (Luka Berat)
6. Serda Alpredo Siahaan (Luka Berat)
7. Prada Danar (Luka Berat)
8. Sertu B Stuaji (Luka Berat)
9. Serda Afril (Luka Berat)
10. Sertu Blego Switage (Luka Berat)
11. Pratu Ridai (Luka Ringan)
12. Pratu Didi Hardianto (Luka Ringan)

Hingga saat ini korban meninggal dunia dan luka berat telah di bawa ke RSUD Natuna dan akan dievakuasi, untuk korban luka ringan dirawat di tenda pengungsian dan RSUD.

Tentang Tangguhnya PPRC TNI

Pasukan PPRC muncul menjadi salah satu kekuatan utama TNI.

PPRC memiliki tujuh kemampuan, yaitu pembebasan tawanan yang ada di laut, gedung, hutan, bus, kereta api, pesawat dan kapal laut.

Menurut Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) VI/Mulawarman Kolonel Inf Andi Gunawan, PPRC ini adalah pasukan gabungan pemukul yang dimiliki TNI untuk menghadapi kondisi darurat atau trouble spot yang bersifat strategis di seluruh wilayah NKRI.

Sebelum permasalahan muncul maka dilaksanakan latihan untuk mengatasi gangguan, ancaman dan infiltrasi dari pihak lawan baik yang datang dari dalam negeri maupun yang datang dari luar negeri, apabila terjadi sesuatu mereka sudah siap. (TribunWow.com/Natalia Bulan Retno Palupi)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
TNIPemukul Reaksi Cepat (PPRC)Stelling ArhanudJoko Widodo
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved