Mengejutkan! Ahok Ditahan, Djarot Malah Tak Boleh Lakukan Hal Ini
Padatnya simpatisan Ahok yang ingin bergerak masuk membuat aparat keamanan menunjukkan secarik kertas yang berisi...
Penulis: Elga Maulina Putri
Editor: Maya Nirmala Tyas Lalita
TRIBUNWOW.COM - Gubernur DKI non-aktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) telah dipindahkan di Mako Brimob setelah sebelumnya sempat dibawa ke Rumah Tahanan Cipinang.
Massa pendukung Ahok yang semula berkumpul di Rutan Cipinang pun kembali berkumpul di Mako Brimob dan berlomba-lomba masuk melakukan kunjungan.
Padatnya massa yang ingin bergerak masuk pun membuat aparat keamanan akhirnya menunjukkan secarik kertas.
Cerita Anak Magang Pemprov DKI Tentang Ahok yang Pelototi Anggaran APBD Siang dan Malam
Kertas itu berisikan daftar nama orang-orang tertentu yang diizinkan berkunjung.
"Hanya ini saja ya yang boleh berkunjung, selain itu tidak boleh," ujar seorang aparat bernama Heru Tri.
Tertulis jelas nama-nama orang terdekat Ahok yang diperbolehkan berkunjung yaitu 9 anggota keluarga, 4 orang tim kuasa hukum, dan 2 orang ajudan (ADC) Ahok.
Aksi Nyala 1000 Lilin Untuk Ahok Gagal, Peserta Aksi Malah Tampak Ketakutan! Kok Bisa?
Berikut keluarga yang boleh mengunjungi Ahok di Mako Brimob berdasarkan nama yang tertulis dalam kertas tersebut.
1. Bapak Titik
2. Veronika Tan
3. Nicholas (anak pertama)
4. Tania (anak kedua)
5. Daud (anak ketiga)
6. Mama Buniarti (ibu kandung)
7. Basuri (adik)
8. Hari (adik)
9. Harsono Santoso (saudara)
Pengacara:
1. Vina Hardyan
2. Edi Dangur
3. Wayan Vivi
Ajudan Ahok:
1. Cahyadi
2. Supriyono

Mengejutkan, tak tertulis nama Djarot Saiful Hidayat dalam secarik kertas itu.
Padahal, Djarot diketahui tak sekadar rekan kerja melainkan satu di antara orang terdekat Ahok.
Bahkan, Djarot rela menjadikan dirinya jaminan sebagai bentuk dukungan.
"Kalau sampai ada apa-apa, saya yang akan menjamin. Jaminan itu jaminan menyeluruh. Termasuk kalau ada apa-apa, saya menggantikan di penjara," kata Djarot.
Sikap itu ditunjukkan Djarot karena kepercayaannya pada Ahok, yang dianggap bisa bersikap kooperatif jika tak ditahan selama proses bandingnya berlangsung.
Kedekatan Ahok dan Djarot memang terjalin karena keduanya bekerjasama membangun Jakarta hingga kembali maju bersama dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017 DKI Jakarta.
Tiada Senyum di Wajah ketika Djarot Terpaksa 'Harus Menjadi' Ahok
Basuki Tjahja Purnama (Ahok) akhirnya menerima putusan hakim berupa vonis dua tahun penjara.
Masyarakat pendukung Ahok berduka dan suara tangisan pecah di mana-mana mengetahui putusan itu.
Namun, Kota Jakarta harus tetap kembali hidup dan keputusan hakim haruslah dihormati para pendukung Ahok.
Djarot Saiful Hidayat kini telah resmi menjadi Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta.
Pak Djarot Jangan Menangis Teriak Warga
Perjuangan Ahok harus kembali dilanjutkan oleh Djarot.
Sayangnya, tak tampak senyum di wajah Djarot saat menerima tugas untuk menjadi 'Ahok'.

Kembali mengingat masa kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017, senyum tak pernah hilang dari wajah Djarot sekalipun diteriaki kelompok masyarakat yang tak menyukainya.
Djarot menuturkan jika Ahok bukanlah sekadar gubernur yang didampinginya.
Ahok lebih dari itu, Ahok adalah sahabat bagi Djarot.
Sekitar 60 Tahanan Dendam, Inikah Alasan Ahok Dipindah dari Rutan Kelas 1 Cipinang?
"Bagaimanapun kami itu satu paket, jadi susahnya beliau itu susahnya saya juga. Apapun yang Pak Basuki terima, saya juga akan merasakan," ujar Djarot usai mendengar vonis Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (9/5/2017).
Djarot mengaku akan terus mendampingi Ahok, bukan sekadar esensi gubernur dan wakil gubernur saja.
Bahkan, Djarot rela menjadikan dirinya jaminan sebagai bentuk dukungan.
"Kalau sampai ada apa-apa, saya yang akan menjamin. Jaminan itu jaminan menyeluruh. Termasuk kalau ada apa-apa, saya menggantikan di penjara," kata Djarot.
Setelah Bermimpi Tentang Ahok, Haji Lulung Akan Lupakan Hal Ini
Sikap itu ditunjukkan Djarot karena kepercayaannya pada Ahok, yang dianggap bisa bersikap kooperatif jika tak ditahan selama proses bandingnya berlangsung.
Namun bagaimanapun, Djarot harus kembali ke Balai Kota DKI Jakarta dan memimpin Jakarta.
Terlebih, Ahok berpesan pada Djarot bahwa pelayanan harus jauh lebih baik serta bekerja maksimal.

Pesan itu diungkapkan Ahok saat Djarot mengunjunginya di Rutan Cipinang, Jakarta Timur.
Kesungguhan Hati Djarot Jadi Penjamin Penangguhan Penahanan Ahok hingga Siap Dipenjara
Ahok pun berpesan agar Djarot segera melakukan rapat koordinasi bersama Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk membahas langkah-langkah percepatan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja DAerah (APBD-P) 2017, rancangan APBD 2018, dan program lain yang harus diselesaikan.
Banyak program yang harus dikebut Pemerintah Provinsi DKI Jakarta seperti pembangunan lingkar susun Semanggi yang ditargetkan diresmikan pada 17 Agustus, peluncuran transjakarta koridor 13 rute Kapten Tendean-Ciledug yang ditargetkan diresmikan pada 22 Juni, pengundian rumah susun untuk warga, dan pelayanan lainnya seperti pelayanan kesehatan, pendidikan, hingga pelayanan terpadu satu pintu (PTSP).
Selain itu, program lainnya adalah penyelesaian pembangunan Jakgrosir di Kramatjati, Jakarta Timur yang ditargetkan beroperasi sebelum Lebaran.
Usaha Djarot Agar Ahok Tak Mendekam Dalam Bui, Bukan Hanya Atas Nama Sahabat Tapi Rakyat
Saat ini, Djarot siap menerima pengaduan warga melalui pintu depan.
Senyum di wajah Djarot memang hilang saat menerima surat tugas dari Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo untuk menjadi Plt Gubernur DKI Jakarta.
Namun, senyum itu akan tetap mengembang untuk masyarakat dan pembangunan Jakarta yang lebih baik selama ia menggantikan Ahok. (TribunWow.com/Elga Maulina Putri)