Breaking News:

Fakta-Fakta Pledoi Ahok atas Kasus Penodaan Agama, "Tetap Melayani Walau Difitnah"

Dalam agenda sidang tersebut, Ahok membacakan pledoi terhadap tuntutan yang disampaikan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU).

Penulis: Dhika Intan Nurrofi Atmaja
Editor: Wulan Kurnia Putri
Sapture YouTube
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok membacakan pledoinya bertajuk "Tetap Melayani Walau Difitnah" dalam persidangan ke-20, Selasa (25/4/20147). 

Alamak! Seorang Sekdes Dituntut 7 Tahun Penjara Gara-gara Nikahi Gadis di Bawah Umur

"Stigma itu bermula dari fitnah. Ahok tidak menghina agama Islam, namun, tuduhan itu setiap hari dilakukan berulang-ulang seperti kata ahli propaganda," terang Ahok mengutip tulisan Goenawan.

Basuki Tjahaja Purnama
Basuki Tjahaja Purnama (KOMPAS IMAGES )

Lebih lanjut, berikut isi lengkap pledoi yang dibaca Ahok dan diberi tajuk "Tetap Melayani Walau Difitnah":

Pertama-tama, saya ingin menyampaikan terima kasih kepada majelis hakim atas kesempatan yang diberikan kepada saya.

Setelah mengikuti jalannya persidangan, memperhatikan realitas yang terjadi selama masa kampanye Pilkada DKI Jakarta, serta mendengar dan membaca tuntutan Penuntut Umum yang ternyata mengakui dan membenarkan bahwa saya tidak melakukan penistaan agama seperti yang dituduhkan kepada saya selama ini.

Dan karenanya terbukti saya bukan penista atau penoda agama.

Saya mau tegaskan, selain saya bukan penista atau penoda agama, saya juga tidak menghina suatu golongan apapun.

Majelis hakim yang saya muliakan, banyak tulisan yang menyatakan, saya ini korban fitnah.

Bahkan Penuntut Umum pun mengakui adanya peranan Buni Yani dalam perkara ini.

Hal ini sesuai dengan fakta bahwa saat di Kepulauan Seribu, banyak media massa yang meliput sejak awal hingga akhir kunjungan saya.

Bahkan disiarkan secara langsung yang menjadi materi pembicaraan di Kepulauan Seribu.

Tidak ada satu pun yang mempersoalkan, keberatan, atau merasa terhina atas perkataan saya tersebut, bahkan termasuk pada saat saya diwawancara setelah dialog dengan masyarakat Kepulauan Seribu.

Namun, baru menjadi masalah 9 hari kemudian, tepatnya tanggal 6 Oktober 2016 setelah Buni Yani memposting potongan video pidato saya dengan menambah kalimat yang sangat provokatif.

Barulah terjadi pelaporan dari orang-orang yang mengaku merasa sangat terhina, padahal mereka tidak pernah mendengar langsung.

Bahkan, mereka tidak pernah menonton sambutan saya secara utuh.

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Tags:
AhokKepulauan SeribuPulau PramukaTribunWow.com
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved