Ini Akal-akalan AMR Pembunuh Temannya di SMA Taruna untuk 'Kambinghitamkan' Siswa Lain
Pelaku mendatangi korban yang tengah tertidur pulas di baraknya. Dalam hitungan detik pisau sepanjang 30 centimeter menghunus leher korban KW.
Editor: Rimawan Prasetiyo
Saling Lapor Polisi, Antasari Mengaku Punya Kunci Ungkap Rekayasa Pembunuhan Nasrudin
Sementara itu, Kepala lembaga SMA Taruna Nusantara, Puguh Santoso yang turut hadir dalam acara pers rilis siang itu menyatakan duka yang mendalam dan mengaku prihatin karena kejadian ini di luar logika.
"Selama 27 tahun baru kali ini terjadi, ini merupakan sebuah kejadian luar biasa. Ini tentunya tamparan keras bagi kami sebagai tenaga pendidik," ucap Puguh.
Selain itu, pihaknya selaku instansi pendidikan akan kooperatif dengan pihak kepolosian serta akan memasukkan kejadian ini ke ranah hukum.
Pihaknya pun telah mengeluarkan keputusan tegas dengan adanya kejadian ini.
Sadis! Wanita Ini Tega Hajar Temannya Sendiri di Pinggir Jalan
"Tindak kekerasan, menyontek, mencuri, asusila, sampai narkoba akan kami keluarkan dari sekolah," tegas Puguh.
Kedepan pihaknya akan lebih mengintensfikan pemeriksaan terhadap para siswa SMA Taruna Nusantara demi menghindari kejadian serupa terulang.

"Nantinya kami akan rutin melakukan tes psikologi, nantinya tes psikologi bukan saat tes penerimaan siswa baru saja, namun kita akan rutin menggelar tes untuk mengetahui perkembangan kejiwaan anak-anak didik kami."
"Kami juga akan meningkatkan pengamanan dengan memasang sinar X-ray untuk menghidari masuknya benda-benda tajam yang mungkin dibawa masuk siswa," tambahnya.
Terpisah, Dudung Abdurrahman selaku paman korban mengungkapkan keluarganya sudah berbesar hati dengan kejadian ini.
SADIS! Suami Tiba-tiba Membakar Istri di Depan Anak dan Keluar saat Makan di Restoran
Ia pun sudah melimpahkan semuanya kepada pihak kepolisian.
"Kami sudah ikhlas, semoga almarhum tenang di alam sana. Untuk proses selanjutnya kami percayakan pada pihak kepolisian," ujar Dudung singkat.
Dihubungi terpisah, Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol R Djarod PH Madyoputro menyatakan selama dilakukan penyelidikan pelaku memang mengaku senang menonton film rambo, crime dan perang.
Dari seringnya menonton film-film bergenre action itu, muncul keinginan menikam korban dengan adegan yang ada di film-film.
"Film itu dijadikan referensi yang menginspirasi," jelasnya. (Tribun Jateng/sis)