Breaking News:

Inilah 4 Fakta di Balik Pertemuan Jokowi dan SBY di Istana Merdeka

Presiden ketujuh Indonesia, Joko Widodo, menerima kunjungan dari mantan presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Penulis: Woro Seto
Editor: Galih Pangestu Jati
Abror/presidenri.go.id
Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan empat mata membahas proses transisi kepemimpinan, di Laguna Resort and Spa, Nusa Dua, Bali, Rabu (27/8) malam. 

Johan tidak tahu persis apa yang akan dibicarakan SBY dan Jokowi nantinya.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa kemungkinan Presiden keenam RI itu akan menyampaikan beberapa masukan untuk pemerintah.

4 Pernyataan SBY

SBY merasa perlu bertemu untuk membicarakan banyak hal terkait isu-isu yang berkembang di masyarakat, terutama soal tuduhan yang selama ini diarahkan kepadanya.

Baca: Ganjar Jawab Kicauan Mahfud MD soal Dugaan Keterlibatan Korupsi E-KTP

"Saya sebetulnya ingin melakukan klarifikasi secara baik dengan niat dan tujuan baik supaya tidak menyimpang, baik Pak Jokowi maupun saya, prasangka, praduga, perasaan enak atau tidak enak, atau saling curiga," ucap SBY.

SBY kembali menyinggung soal dirinya yang dituduh menggerakkan dan mendanai aksi 4 November 2016, kemudian soal tuduhan dirinya terlibat upaya makar. Bahkan, tuduhan dia memerintah mengebom Istana.

"Oleh karena itu, bagus kalau saya bisa bertemu, sekali lagi blak-blakan apa yang terjadi, apa yang beliau dengar supaya ada dialog, mana yang benar, mana yang tidak benar," ucap SBY.

SBY mengaku mendapat informasi dari tiga orang sumber bahwa sebenarnya Jokowi ingin bertemu dengannya.

SBY tak menyebut siapa sumber tersebut.

Baca: Sidang Perdana Kasus E-KTP, Tak Pertimbangkan Dampak Politik dan Tak Ada yang Kebal Hukum

"Tetapi, dilarang dua, tiga, orang di sekeliling beliau. Dalam hati saya, hebat juga yang bisa melarang Presiden kita untuk bertemu sahabatnya yang juga mantan presiden," ucap dia.

Setelah pernyataan SBY itu, beberapa pihak di pemerintah menyebut, pertemuan Presiden Jokowi dan SBY akan dirasa lebih pas jika digelar setelah pelaksanaan pilkada serentak, pertengahan Februari 2017. (Kompas.com/TribunWow.com/Woro Seto)

Sumber: Kompas.com
Tags:
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)Presiden Joko Widodo (Jokowi)Menteri Sekretaris Negara Pratikno
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved