Inilah 4 Fakta di Balik Pertemuan Jokowi dan SBY di Istana Merdeka
Presiden ketujuh Indonesia, Joko Widodo, menerima kunjungan dari mantan presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Penulis: Woro Seto
Editor: Galih Pangestu Jati
TRIBUNWOW.COM - Presiden ketujuh Indonesia, Joko Widodo, menerima kunjungan dari mantan presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Setelah isu yang beredar terkait silaturahmi antara Jokowi dan SBY beberapa minggu yang lalu, kini pertemuan tersebut terlaksana pada Kamis (9/3/2017).
Baca: Tak Seheboh Kunjungan Raja Salman, Jokowi dan JK Juga Bertemu Beberapa Pimpinan Negara Ini
Berikut 4 Fakta pertemuan antara Jokowi dan SBY yang dilansir dari Kompas.com.
1. Penyambutan
Menurut Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi, dalam menyambut SBY di Istana Merdeka Jakarta, tidak ada persiapan khusus.
SBY tiba di Istana sekitar pukul 12.00 WIB.
Setiba di Istana Merdeka, Joko Widodo sebagai tuan rumah langsung menyambut kedatangan SBY dan mengajaknya duduk di beranda Istana Merdeka.
2. Pembahasan.
Jokowi akan mengajak SBY berbicara empat mata di teras Istana.
Namun, belum diketahui hal apa saja yang akan dibicarakan.
Baca: Antisipasi Kecurangan di Pilkada Putaran Kedua, Ahok Beri Imbauan Lewat Instagram, Apa Isinya?
Agenda pertemuan ini diawali komunikasi antara Sekretaris Jenderal, Demokrat Hinca Panjaitan, dengan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
3. Pernyataan Johan.
Menurut Johan, pertemuan Presiden dan mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono merupakan ajang silaturahmi setelah lama tidak bertemu.
Johan tidak tahu persis apa yang akan dibicarakan SBY dan Jokowi nantinya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa kemungkinan Presiden keenam RI itu akan menyampaikan beberapa masukan untuk pemerintah.
4 Pernyataan SBY
SBY merasa perlu bertemu untuk membicarakan banyak hal terkait isu-isu yang berkembang di masyarakat, terutama soal tuduhan yang selama ini diarahkan kepadanya.
Baca: Ganjar Jawab Kicauan Mahfud MD soal Dugaan Keterlibatan Korupsi E-KTP
"Saya sebetulnya ingin melakukan klarifikasi secara baik dengan niat dan tujuan baik supaya tidak menyimpang, baik Pak Jokowi maupun saya, prasangka, praduga, perasaan enak atau tidak enak, atau saling curiga," ucap SBY.
SBY kembali menyinggung soal dirinya yang dituduh menggerakkan dan mendanai aksi 4 November 2016, kemudian soal tuduhan dirinya terlibat upaya makar. Bahkan, tuduhan dia memerintah mengebom Istana.
"Oleh karena itu, bagus kalau saya bisa bertemu, sekali lagi blak-blakan apa yang terjadi, apa yang beliau dengar supaya ada dialog, mana yang benar, mana yang tidak benar," ucap SBY.
SBY mengaku mendapat informasi dari tiga orang sumber bahwa sebenarnya Jokowi ingin bertemu dengannya.
SBY tak menyebut siapa sumber tersebut.
Baca: Sidang Perdana Kasus E-KTP, Tak Pertimbangkan Dampak Politik dan Tak Ada yang Kebal Hukum
"Tetapi, dilarang dua, tiga, orang di sekeliling beliau. Dalam hati saya, hebat juga yang bisa melarang Presiden kita untuk bertemu sahabatnya yang juga mantan presiden," ucap dia.
Setelah pernyataan SBY itu, beberapa pihak di pemerintah menyebut, pertemuan Presiden Jokowi dan SBY akan dirasa lebih pas jika digelar setelah pelaksanaan pilkada serentak, pertengahan Februari 2017. (Kompas.com/TribunWow.com/Woro Seto)