Breaking News:

Dua Pelajar SMA Ini Mendadak Populer Gara-gara Usaha Sampingan Beromzet Puluhan Juta

Dua siswa tingkat menengah atas ini mendadak populer. Kisahnya yang menginspirasi mengemuka setelah disentil akun Twitter terverifikasi Kemdikbud.

Penulis: Rimawan Prasetiyo
Editor: Rimawan Prasetiyo
TWITTER/@KEMDIKBUD_RI
Fajar baru saja lulus SMA, ia ingin kuliah dan saat ini menabung dari hasil usahanya jualan Mochi bikinan sendiri. Omzet per bulan capai Rp 36 juta per bulan. 

Fahris Tauzinasy Syifa, siswa kelas XII SMK Negeri 4 Malang, Jawa Timur, telah menjadi seorang pengusaha percetakan di usianya yang baru menginjak 18 tahun.

Baca: Mahasiswa STIKOM Surabaya Ciptakan Tongkat Canggih untuk Tuna Netra, Ada 2 Sensor Ultrasonik

Niatnya berwirausaha baru muncul setelah ia mengikuti pembelajaran di sekolahnya untuk program keahlian Produksi Grafika.

Meski usaha yang dirintisnya baru berusia satu tahun, Fahris sudah bisa mendapatkan omset bernilai puluhan juta rupiah.

Fahris mengaku, awalnya ia tidak berminat masuk sekolah menengah kejuruan (SMK). Motivasinya masuk SMK karena mengikuti keinginan orang tua yang menginginkan anaknya memiliki keahlian setelah lulus dari pendidikan menengah.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamilberikan apresiasi pada siswa SMA 6 Bandung atas keberaniannya mengejar terduga teroris bom panci.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamilberikan apresiasi pada siswa SMA 6 Bandung atas keberaniannya mengejar terduga teroris bom panci. (INSTAGRAM LIVE/RIDWANKAMIL)

Bahkan ia sendiri tidak paham seperti apa program keahlian Produksi Grafika yang dipilihnya di SMKN 4 Malang.

"Dulu pas masuk sini (SMKN 4 Malang) nggak tau apa itu produksi grafika. Lalu pas sudah masuk sekolah, belajar, dan lihat-lihat mesin cetak, saya jadi tertarik dan ingin buka usaha percetakan sendiri," katanya mengenang masa-masa awal menjadi siswa SMK Negeri 4 Malang.

Baca: Dari Suara Ledakan hingga Paku Bertebaran, Ridwan Kamil Dengar Langsung Cerita Siswa SMA 6

Fahris bertutur, suatu hari di sekolah pernah ada sesi diskusi dengan guru dan teman-temannya mengenai cita-cita.

Saat ia mengutarakan cita-citanya menjadi pengusaha percetakan, teman-temannya menertawakannya. "Saya diketawain teman-teman waktu itu," tuturnya.

Untuk memperlihatkan keseriusannya, Fahris pun mendirikan perusahaan percetakan yang diberi nama Barokah Printing, dengan modal dari tabungannya sendiri.

Barokah Printing didirikan pada tanggal 11 Januari 2016. Lalu sekitar enam bulan kemudian berubah nama menjadi Asa Printing.

"Dulu waktu pakai nama Barokah Printing itu baru dalam tahap penyusunan strategi saja."

"Terus setelah udah mulai serius dan terjun ke lapangan saya minta restu dari orang tua, saya minta saran juga. Dari situ sama Ayah saya dikasih nama Asa Printing," ujar Fahris. Ia menambahkan, kata "Asa" berasal dari bahasa Sansekerta, yang berarti kemenangan atau harapan.

Baca: Siswa Tuna Rungu Ini Bikin Lukisan untuk Ibu Negara

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Tags:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)TwitterViral Thread
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved