Breaking News:

Dua Pelajar SMA Ini Mendadak Populer Gara-gara Usaha Sampingan Beromzet Puluhan Juta

Dua siswa tingkat menengah atas ini mendadak populer. Kisahnya yang menginspirasi mengemuka setelah disentil akun Twitter terverifikasi Kemdikbud.

Penulis: Rimawan Prasetiyo
Editor: Rimawan Prasetiyo
TWITTER/@KEMDIKBUD_RI
Fajar baru saja lulus SMA, ia ingin kuliah dan saat ini menabung dari hasil usahanya jualan Mochi bikinan sendiri. Omzet per bulan capai Rp 36 juta per bulan. 

Seperti layaknya seseorang yang memulai usaha, Fahris juga merasakan jatuh-bangun.

Saat mendapat pesanan cetakan untuk pertama kalinya, ia langsung rugi sekitar Rp2 juta rupiah karena kliennya tidak puas dengan hasil cetakannya, dan meminta dicetak ulang. Kala itu Fahris masih menggunakan pihak ketiga untuk mencetak pesanan yang diterimanya, sehingga ia tidak bisa mengawasi secara langsung saat proses pencetakan.

Sekarang Fahris sudah bisa menggunakan mesin cetak di sekolahnya lewat fasilitas Unit Produksi dan Jasa (UPJ). Mesin cetak di SMKN 4 Malang menggunakan mesin cetak Offset Printing Machine GH 524 dan Thermal CTP Platemaker Speedy 560/110, dengan merk Gronhi.

Mesin cetak empat warna itu merupakan bantuan dari Asian Development Bank (ADB). Dengan meminjam mesin cetak di Unit Produksi dan Jasa SMKN 4 Malang, Fahri dapat melakukan pengawasan secara langsung terhadap proses pencetakan dan hasil cetaknya.

Saat ini ia sudah memiliki dua karyawan tetap yang terdiri dari alumni SMKN 4 Malang dan siswa SMKN 4 Malang yang berlatar belakang teknologi informasi, khususnya bagian desain. "Freelance juga banyak, bisa belasan sampai puluhan, tergantung orderan cetakan," ujar anak tengah dari tiga bersaudara itu.

Kehidupan pelajar di Korea Selatan
Kehidupan pelajar di Korea Selatan (Koreaboo.com)

Omset yang diterimanya pun pernah mencapai puluhan juta rupiah.

Awal tahun 2017 ini ia baru saja mendapatkan pesanan untuk mencetak ratusan kalender dari sebuah hotel ternama di Malang.

Penyuka sepak bola itu merasa bersyukur mendapat dukungan penuh dari pihak sekolah maupun keluarga dalam menjalani usahanya.

Selain diperbolehkan menggunakan fasilitas di UPJ, Fahris juga merasa terbantu saat berkonsultasi dengan salah satu guru, Rini Soesilowati, seorang guru di program keahlian Persiapan Grafika.

Baca: Video Siswa Bentak-bentak Pria Tua yang Bikin Motornya Lecet, Padahal Mau Tanggung Jawab

Fahris pernah meminta petunjuk dari Rini mengenai cara membuat nota kesepahaman atau surat kontrak saat menerima pesanan. Di acara syukuran setahun berdirinya Asa Printing, ia pun mengundang Rini untuk datang ke acara tersebut, tapi Rini berhalangan untuk hadir.

Esok paginya di sekolah, Rini mendapati di atas mejanya terdapat sebuah parsel buah yang dikirimkan Fahris sebagai ucapan terima kasih dan syukur.

"Saya terharu, sampai hampir menangis melihatnya," tutur Rini yang tidak menyangka Fahris sangat memperhatikan konsultasi yang dianggapnya tidak seberapa itu.

Sebagai guru, ia juga mengaku sangat senang dengan keberhasilan Fahris berwirausaha.

Dukungan dari keluarga juga diterima Fahris, meskipun pada awalnya keluarganya sempat keberatan dengan niatnya berwirausaha sambil bersekolah.

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Tags:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)TwitterViral Thread
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved