Kontroversi Mengerikan di Balik Tewasnya Raja Arab yang Datang ke Indonesia 47 Tahun Silam
Pembunuhan yang dilakukan Faisal bin Mus'ad kepada Raja Arab Saudi pun menimbulkan berbagai kontroversi dari banyak pihak.
Penulis: Elga Maulina Putri
Editor: Rendy Adrikni Sadikin
Tujuh hari kemudian, Roosevelt tewas.
Setelah kematian Roosevelt, kedudukannya digantikan oleh Presiden Harry S. Truman.
Saat kepemimpinan Truman, Raja Faisal merasa dikhianati karena Presiden ke-33 Amerika itu menyatakan dukungan terhadap pemecahan wilayah Palestina.
Pada saat dilakukan voting partisi itu, Raja Faisal mengecam manuver dari penyuapan dan intimidasi yang memungkinkan Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) memilih dua kali sehingga partisi itu bisa diwujudkan.
Namun, Raja Faisal yang telah mencoba meyakinkan para delegasi Arab justru mendapat kritikan.
Puncaknya, Presiden Truman mengakui kedaulatan negara Israel setelah 15 menit proklamasi Israel.
Tahun 1964, Raja Faisal menggantikan tahta saudaranya yang dianggap tidak kompeten.
Saat itu, Raja Faisal berhasil menyelamatkan negara dari kehancuran ekonomi dan melakukan modernisasi.
Bulan April 1965, ia mengungkapkan pidatonya dalam Konferensi Islam Dunia untuk menghentikan pemekaran wilayah Israel.
Bentuk perlawanan Raja Faisal terhadap Israel dilakukan dengan cara mempromosikan perjuangan palestina ke lingkaran Pemerintahan AS untuk mendapatkan dukungan militer.
Setelah kematian Raja Mesir, Gamal Abdel Nasser, pada tanggal 1970, Raja Faisal menjadi pendukung utama Presiden Palestina Yaseer Arafat dan Palestine Liberation Organization.
Berkat Raja Faisal, Arafat diterima di Majelis Umum PBB dan diperlakukan sebagai kepala negara.
Di bawah kepemimpinan Nixon, Amerika Serikat mendukung Israel selama perang Yom Kippur Oktober 1973.
Padahal, Mesir dan Suriah telah mencoba memulihkan wilayah mereka yang diduduki Israel secara ilegal.
Setelah perang, bantuan militer AS untuk Israel semakin meningkat.