'Tamparan Keras' Dadan untuk Pembuang Sampah Sembarangan
Ada orang yang bertaruh nyawa untuk membersihkan sampah-sampah yang menyumbat itu. "Bayangkan, sampai nyelam begitu," ujar Djarot
Editor: Rimawan Prasetiyo
"Tetapi, tetap hati-hati, tetap pakai alat penyelamat, kalau nyelam ya pakai alat kacamatalah paling enggak," kata Djarot.
Jangan buang sampah sembarangan
Wakil Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Ali Maulana berharap video itu bisa menyadarkan masyarakat tentang sulitnya membersihkan sampah.
"Sampah itu membersihkannya susah dan berisiko."
"Itu perlu tenaga yang banyak bahkan peralatan yang mahal dan canggih sehingga biayanya tinggi," ujar Ali.
Andai seluruh warga Jakarta tidak membuang sampah ke sembarang tempat, kata Ali, biaya pemeliharaan saluran air bisa dihemat.
Pemprov DKI tidak perlu terus-menerus membeli alat berat yang mahal dan PPSU atau PHL tidak perlu lagi menyelam seperti itu.
"Risikonya sampai ke nyawa, itu taruhan bagi pekerjanya," kata Ali.
Ali menuturkan, terkadang warga berpikir tidak masalah membuang sampah sembarangan karena mereka hanya membuang sebuah plastik saja.
Akhirnya, jumlah sampah yang dibuang sembarangan semakin banyak karena semua warga berpikir seperti itu.
"Jadi jangan dilihat sebungkus plastik saja, kalau itu mengumpul bisa menghambat saluran air," ujar Ali.
Siapkan alat pengaman
Aksi nekat PPSU dan PHL itu juga pembelajaran bagi Pemprov DKI sendiri.
Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Pusat Dicky Suherlan mengatakan pasukan biru yang menyelam adalah anak buahnya.
Dia mengakui tindakan menyelam tanpa alat pelindung tidak baik.