Breaking News:

Terkini Daerah

Ditolak 4 Rumah Sakit Saat Hendak Melahirkan, Ibu dan Bayi di Jayapura Meninggal Dunia

Seorang ibu hamil di Jayapura ditolak 4 rumah sakit saat akan menjalani proses persalinan, berujung kematian pada ibu dan bayi.

Penulis: Magang TribunWow
Editor: Yonatan Krisna
(KOMPAS.com/FINDI RAKMENI)
Abraham Kabey dan kedua cucu (anak Irene Sokoy) saat berdiri di makam Irene Sokoy via kompas. Irene Sokoy meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit Jayapura setelah 4 rumah sakit menolak menangani persalinan Irene. 
Ringkasan Berita:
  • Ibu hamil di Jayapura, Irene Sokoy, meninggal setelah 4 rumah sakit menolak menangani persalinan.
  • Irene meninggal dalam perjalanan menuju RS Jayapura karena kejang-kejang.
  • Kasus ini disorot oleh Kepala Distrik Sentani, Gubernur Papua, hingga Ketua Komisi III DPR RI.

 

TRIBUNWOW.COM - Peristiwa tragis menimpa seorang ibu hamil di Jayapura, Irene Sokoy, yang ditolak 4 rumah sakit saat akan menjalani proses persalinan, hingga berujung pada hilangnya nyawa Irene dan bayi yang dikandungnya.

Dilansir oleh Tribunwow.com dari Kompas.com, Irene dan bayinya tak tertolong setelah ditolak empat rumah sakit pada Rabu (19/11/2025).

Atas kejadian itu, Maryen Braweri selaku direktur RSUD Yowari turut memberikan penjelasan mengenai lambatnya penanganan untuk Irene.

Maryen mengatakan bahwa sebelumnya pasien datang pada hari Minggu (16/11/2025) dan berencana melakukan persalinan secara normal.

Baca juga: Sakit TBC & Diisolasi, Gadis Disabilitas di Cirebon Justru 3 Kali Dirudapaksa Perawat di Rumah Sakit

Pasien dibawa oleh keluarganya dari Kampung Kensio menuju RSUD Yowari di sentani menggunakan speed boat pada pukul 03.00 WIT.

“Pada saat pasien datang itu sudah pembukaan lima dan sampai 22.10 WIT baru pembukaan lengkap dan bayi sudah kelihatan. Namun karena kondisi jantung janin menurun, maka dokter menyarankan untuk operasi,” ujar Maryen.

Ia lalu menambahkan bahwa rumah sakit Yowari hanya memiliki satu dokter kandungan, dan kebetulan sedang berada di luar kota.

Pasien kemudian dirujuk ke RS Dian Harapan, dengan didampingi dua perawat menggunakan ambulans.

Baca juga: Pemain Asing Persib Bandung Dilarikan ke Rumah Sakit, Bojan Hodak Sebut Sudah 2 Kali Terjadi

Di tengah perjalanan, pasien kembali mendapat kabar buruk, karena pihak rumah sakit mengatakan ruang BPJS kelas III penuh, dan dokter anastesi tidak tersedia.

Setelahnya pasien dilarikan ke RSUD Abepura, yang sayangnya kembali mendapat penolakan dengan alasan ruang operasi sedang direnovasi.

Rumah sakit terakhir yang dikunjugi adalah RS Bhayangkara.

Disana keluarga pasien diminta untuk membayar uang muka sejumlah Rp 4 juta, karena ruang BPJS kelas III penuh dan hanya tersisa ruang VIP.

Baca juga: Kabar Buruk Persib Bandung, 1 Pemain Dilarikan ke Rumah Sakit saat Gim Internal, Ini Kata Bojan

Namun karena tidak membawa uang, pasien rencananya akan dibawa ke RSUD Jayapura.

Sayangnya di tengah perjalanan, pasien mengalami kejang-kejang dan akhirnya meninggal dunia.

Peristiwa ini mendapat sorotan dari sejumlah pihak termasuk Kepala Distrik Sentani, Jack Judson Puraro, Gubernur Papua Matius Derek Fakiri, hingga Ketua Komite III DPR RI, Dr. Filep Wamafma.

Dikutip dari Tribunnews.com, Dr, Filep Wamafma mengaku prihatin atas kejadian ini dan menegaskan bahwa kejadian ini harus mendapatkan perhatian mengingat kesehatan adalah kebutuhan dasar yang harus dipenuhi.

“Saya sangat prihatin dengan kejadian ini. Akses kesehatan itu kebutuhan dasar, apalagi di kondisi emergency berhadapan dengan nyawa. Kasus Ibu Irene Sokoy, warga Sentani ini kita kehilangan dua nyawa, ibu dan bayinya. Kejadian ini harus mendapat perhatian dan didalami secara khusus,” ujar Filep dalam keterangan yang diterima Sabtu, 22 November 2025.

(TribunWow.com/Peserta Magang dari Universitas Sebelas Maret Surakarta/Amyra Savina)

Tags:
Terkini DaerahJayapuraRumah Sakit
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved