Breaking News:

Rayakan HUT 75 Hubungan Diplomatik, Indonesia dan Vatikan Launching Perangko Baru

Perangko baru Indonesia dan Vatikan dalam perayaan HUT ke-75 diplomatik kedua negara.

Editor: adisaputro
KBRI/Takhta Suci/Abishai
Mgr Emilio Nappa, Mgr Gallagher, Dubes Trias menunjukkan perangko yang sudah dicap pertama. 

Mgr Gallagher juga menjelaskan tujuan diplomasi Takhta Suci bukan untuk kepentingan ekonomi, militeristik, dan keamanan.

Tetapi,  fokus pada upaya mendorong terciptanya perdamaian, hak-hak asasi manusia, dan kebebasan beragama melalui dialog, serta menjunjung tinggi kemanusiaan.

Kata Gallagher, diplomasi Vatikan berakar pada sejarah dan puluhan tahun upaya membangun jembatan, dialog, kerendahan hati, dan kesabaran untuk mengatasi tantangan yang tampaknya tak teratasi. Diplomasi belas kasih ini memprioritaskan tindakan nyata demi kebaikan bersama. 

Diplomasi Takhta Suci, lanjutnya, berfokus pada penerjemahan harapan menjadi “tindakan diplomatik” dan tentang pentingnya “menjadi tetangga” untuk melayani kebaikan bersama.

Karena itu, Mgr Gallagher merasa bangga meskipun di Indonesia umat Kristiani sedikit tetapi bergerak aktif di bidang pendidikan dan kesehatan, serta kesejahteraan sosial.

Indonesia, kata Mgr Gallagher, bisa menjadi mitra dalam mewujudkan tujuan bersama perdamaian, kerukunan, keadilan sosial, antara lain.

Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila selaras dengan nilai-nilai yang diperjuangkan Takhta Suci: kemanusiaan, keadilan sosial, hak-hak asasi manusia, persatuan, saling menghormati dan toleransi.

Ketika berbicara tentang Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, Mgr Gallagher mengacu pada apa yang dikatakan Paus Fransiskus saat berkunjung ke Indonesia, 2024.

Ketika itu, Paus mengatakan kerukunan dalam keberagaman dapat merangkul semangat persaudaraan.

"Kerukunan dalam keberagaman menuntut setiap orang untuk merangkul semangat persaudaraan dalam mengupayakan kebaikan bersama."

“Keseimbangan yang bijaksana dan peka ini, antara keragaman budaya dan visi ideologis yang berbeda, serta cita-cita yang mempererat persatuan, harus terus dipertahankan dari ketidakseimbangan,” kata Paus Fransiskus ketika itu.

Karya seni seperti itu, tambahnya, melibatkan seluruh rakyat Indonesia dan mengajak mereka untuk berjuang menuju kerukunan, kesetaraan, penghormatan terhadap hak asasi manusia, pembangunan berkelanjutan, dan upaya perdamaian.

Penanda Sejarah

Sementara Dubes RI untuk Takhta  Suci, Trias Kuncahyono, menyampaikan terima kasih kepada Takhta Suci yang pada tahun 1947, mengakui kemerdekaan Indonesia, dan menjalin hubungan diplomasi.

Dubes berterima kasih, Vatikan telah mencetak perangko baru untuk menandai ulang tahun ke-75 hubungan kedua negara. "Hal itu menegaskan eratnya hubungan kedua negara," katanya.

Halaman 2/3
Tags:
hubungan diplomatikIndonesiaVatikan
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved