Breaking News:

Terkini Nasional

Keliling Indonesia, Kakak Aman Lindungi Generasi Bangsa dari Kejahatan Seksual

Edukasi Pendidikan Perlindungan Seksual Anak yang dilakukan oleh Yayasan Kakak Aman Indonesia mendapatkan apresiasi.

Penulis: Adi Manggala Saputro
Editor: adisaputro
HO TribunWow.com
Potret kegiatan Kakak Aman Indonesia saat memberikan edukasi pendidikan perlindungan seksual anak. 

TRIBUNWOW.COM – Bulan Januari di hari Rabu dua tahun lalu, suasana serius tiga wanita terlihat di salah satu warung bakso di Kota Serang, Banten.

Obrolan di warung bakso yang biasa penuh canda tawa, berubah menjadi kerutan kekesalan di wajah.

Geregetan, ekspresi yang tepat untuk menggambarkan suasana ketiga wanita tersebut pada saat itu.

Satu di antara tiga wanita itu, Hana Maulida, tak kuasa menahan rasa emosi yang berkecambuk di hati.

“Brakk”, begitu bunyi meja yang saat itu dipukulnya.

Saat itu, Hana dan kedua rekannya tengah berdiskusi tentang kejahatan seksual kepada anak yang semakin masif di Indonesia.

Ia merasa ingin melakukan sesuatu agar anak di Indonesia bisa terlindungi dari kejahatan seksual.

Bukan sekadar wacana dan hanya duduk manis semata.

“Obrolan di warung bakso itu dramatis, saya sampai gebrak meja. Kita tuh bisa apa di tengah situasi seperti saat ini. Pemicunya karena rasa kesal, emosi terhadap berita-berita kasus kekerasan pada anak."

"Khususnya kekerasan seksual, benar-benar saat itu kasus kekerasan seksual pada anak di media enggak berhenti. Di time line ada lagi, ada lagi gitu, kami sama-sama marah semuanya” kenang Hana Maulida dengan nada geregetan saat dihubungi TribunWow.com, Selasa (11/11/2025).

Di tahun 2024 berdasarkan laman resmi KPAI.go.id, KPAI menerima 2.057 pengaduan.

Di mana, 954 kasus telah ditindaklanjuti sampai dengan tahap terminasi.

Isu terbanyak terjadi di lingkungang keluarga dan pengasuhan alternatif yang mencapai 1097 kasus, anak korban kejahatan seksual 265 kasus, anak dalam pemenuhan pendidikan, pemanfaatan waktu luang, budaya dan agama 241 kasus.

Serta anak korban kekerasan fisik psikis 240 kasus, lalu anak korban pornografi dan cyber crime mencapai 40 kasus.

Jumlah terbesar korban kekerasan seksual <1>

Diikuti dengan anak usia 15-17 tahun (409 kasus), usia 6-8 tahun (378 kasus), usia 12-14 tahun (368 kasus) dan usia (342 kasus).

Modal Nekat & Bermula dari Keresahan

Hana Maulida dan dua rekan kembarnya saat itu lantas meminta pendapat dan masukkan dari beberapa temannya yang memiliki concern pada anak-anak khususnya perlindungan anak.

“Kami akhirnya sharing dengan beberapa teman yang memang punya concern yang sama terhadap anak-anak, khususnya perlindungan anak. Kebetulan dua temanku itu kembar tapi beda profesi, satu guru Sekolah Dasar (SD) dan satu lagi di pegawai kedinasan Provinsi Banten,” jelasnya.

Hana merasa aneh, sebenarnya, di media sosial banyak komentar peduli hingga mengecam kasus kekerasan seksual kepada anak.

Tak sedikit juga yang mendesak pihak berwajib untuk memberikan hukuman seberat-beratnya kepada para pelaku kekerasan seksual terhadap anak.

Namun realitanya, tak banyak aksi yang dilakukan.

Justru, tindakan yang dilakukan hanya sebatas narasi saja tanpa adanya aksi nyata.

“Dengan banyaknya kasus yang terjadi sekarang, pencegahannya enggak kedengaran sama sekali. Kalau kita lihat kolom komentar di Instagram, sebenarnya orang banyak yang peduli, semua orang pasti marah sampai sumpah serapah. Banyak yang mendesak para pelaku untuk dihukum seberat-beratnya, dikebiri dan lain-lainnya, tapi what next (apa setelahnya-red), setelah kita marah dan kesal, terus apa?”

“Sedangkan anak-anak Indonesia di luar sana yang dalam tanda kutip belum menjadi korban, belum menjadi pelaku, itu butuh loh. Dikasih tahu, butuh diedukasi gitu,” beber Hana dengan penuh penekanan saat menceritakannya.

Lebih lagi, Hana menegaskan, kekerasan seksual terhadap anak bisa terjadi di mana saja dan dilakukan oleh siapa saja.

Bahkan, bisa dilakukan oleh orang tuanya sendiri hingga lingkungan sekitar anak.

Beranjak dari situ lah, Hana dan dua rekannya bermodalkan nekat dan tekat mencoba untuk melakukan aksi nyata berupa memberikan edukasi terhadap anak secara langsung.

Edukasi itu dilakukan agar anak bisa melindungi dirinya sendiri saat dihadapkan dengan situasi tersebut.

Mengingat, anak tak bisa senantiasa dijaga selama 24 jam.

 “Apalagi Kasus-kasus yang dilakukan oleh orang tuanya sendiri. Bahkan pihak yang seharusnya melindungi mereka malah berbuat jahat. Jadi kita nih harus ngapain? Makanya kepikiran, modal nekat aja deh. kita lakukan edukasi,” tegasnya.

Saat itu, edukasi pertama yang dilakukan Hana dkk dilakukan di salah satu Sekolah Dasar (SD) Buah Gede, Kota Serang, Banten, di tempat rekannya mengajar.

“Kebetulan kan salah satu temanku guru sd, kita coba implementasi di sana, fokus kami bagaimana kita bisa memberdayakan si anak dulu nih. Karena kan sudah banyak program yang menyasarnya ke lingkungan anaknya. Kayak semisal ditujukan ke orang tua dan guru. Tapi kan kita tidak bisa pantau 1x24 jam setiap detik. Ada masa-masa anak lepas dari pengawasan, makanya kita harus kasih bekal atau skill ke anak terkait bagaimana cara untuk melindungi diri sendiri dari bahaya kekerasan seksual,” imbuhnya.

Dari pertemuan di warung bakso yang terjadi pada rabu, tepat tiga hari kemudian yakni di hari sabtu, Hana dkk langsung mengimplementasikannya.

Media lagu, poster, alat-alat digital dan perlengkapan lainnya disiapkan Hana dkk yang saat itu sudah menamai gerakannya dengan Kakak Aman Indonesia.

“Melalui pendidikan seksual, itu kan pertemuan awal di warung bakso hari rabu, kalau nggak salah ya, implementasinya tepat di hari sabtu. Itu saya bikin karena kalau udah ditunda-tunda lagi, kita bakal lupa, enggak akan pernah bisa. Jadi kita bikin yang sederhana, terus buat lagu juga yang sederhana dan cuma modal print gambar habis Rp3500,” sebutnya sembari mengenang masa-masa awal memulai gerakan Kakak Aman Indonesia.

Pendekatan Anak Melalui Dongeng, Lagu & Boneka

Kakak Aman Indonesia menggunakan beberapa media untuk melakukan pendekatannya kepada anak-anak.

Dongeng, lagu dan peraga boneka tangan jadi andalan yang terbukti mudah dipahami maksutnya oleh anak-anak.

Selain itu, dalam penyampaian materi berupa dongeng, Kakak Aman Indonesia memilih memerankan karakter hewan dalam penyampaiannya.

“Makanya didongeng itu isinya adalah tokoh-tokoh hewan. Kita pakai alat berupa boneka tangan. Jadi diibaratkan ada dua sahabat yang mengenal salah satu orang dewasa (menggunakan tokoh hewan) di lingkungan mereka. Biasanya dia itu baik, sering beri makanan dan lain sebagainya. Tapi suatu hari, dia meminta sesuatu yang lebih hingga membuat anak-anak ini takut. Orang dewasa ini ingin menyentuh bagian tubuh pribadi anak.”

“Nah, dalam hal ini, kritikannya disampaikan kepada anak-anak ini boleh atau enggak ya, jadi dongeng pun juga bukan searah. Tapi kita juga harus interaktif, dia harus gimana kalau mau dipegang bagian sensitif,” ungkapnya.

Setelah membacakan dongeng, Kakak Aman melanjutkannya dengan dialog interaktif dengan anak-anak.

Dialog interaktif dilakukan dengan menanyakan karakter yang ada di dongeng dan isi dari cerita yang disampaikan.

“Jadi setelah dongeng pun kita lanjutkan dengan dialog interaktif. Tentang isi dongengnya mulai dari yang paling mudah dulu misalkan tokohnya ada siapa aja, kita memastikan anaknya menyimak atau tidak. Lalu tadi saat di pinggir sungai, Pak Umis mau minta apa ya sama si Momo dan Jeje. Nah di situ titik kritisnya, anak-anaknya tahu enggak bahwa ketika ada orang yang mau minta melakukan bagian tubuh pribadinya. Tapi, di sisi lain orang dewasa ini selalu baik pada anak ini.”

“Alhamdulillah di situ respon anak-anak beragam, ada yang yaudah ikutin aja kan dia udah baik. Kita enggak menyalahkan, tapi kita mengedukasi hal seperti itu ternyata tuh enggak boleh, ternyata kalau orang melakukan itu berarti dia punya niat buruk loh. Karena bagian tubuh kita itu ada beberapa yang memang harus banget dijaga dan enggak boleh sembarangan diakses oleh orang lain, kecuali ketika kita sakit. Kita diperiksa dokter boleh tuh itu pun kalau di dampingi orang tua. Dan misalnya untuk anak PAUD, kalau kecil masih dibantu untuk membersihkan bagian pribadinya, misal setelah buang air besar atau buang air kecil, itu boleh atau tidak, jadi semacam itu,” lanjutnya sembari menirukan logat dan karakternya saat menyampaikan materi itu ke anak-anak.

Untuk metode lagu, Kakak Aman Indonesia menggunakan lirik yang mudah untuk dihafalkan oleh anak-anak.

Lagu-lagu tersebut juga sudah diunggah ke kanal Youtube Kakak Aman Indonesia.

“Terus lagu juga kita coba pakai ya, metode dengan lagu dan gerakan supaya minimal secara knowledge, anak-anak udah hafal dulu, misalnya bagian pribadiku itu sudah ada di Youtube kita kalau mau lihat.”

“Yuk yuk yuk lindungi diri dari bahaya, berani bilang dan teriak tidak dan sebagainya. Nah cuplikan lirik lagu itu dua pesan utama kami ke anak. Dan itu lagu sangat mudah sekali dihafal oleh anak. Sekali kita mengedukasi ke anak, pas kita datang lagi ke sana anak-anak masih ingat. Karena memang liriknya sederhana dan sangat mudah dihafa,” ujarnya.

Dalam pendekatannya, Kakak Aman juga turut memberikan edukasi melalui games atau permainan.

“Jadi gamesnya itu kita pakai kertas karton warna hitam. Terus kita buat besar dengan bentuk tangan Jadi nama gamesnya adalah tangan-tangan hitam. Jadi ketika tangan ini menunjuk ke bagian pribadi anak, anak-anak yang menonton kita bilang tidak atau jangan. Biasanya kita no no no kalau menyentuh bagian kepala, rambut berarti jawabnya yes yes yes, karena itu boleh disentuh oleh orang lain. Sekarang Alhamdulillah sudah dalam bentuk boneka ya. Karena sudah jadi kita boneka ya bikin sendiri juga bonekanya. Berbentuk tangan yang warna hitam,” lanjutnya.

Potret kegiatan Kakak Aman Indonesia saat memberikan edukasi pendidikan perlindungan seksual anak.
Potret kegiatan Kakak Aman Indonesia saat memberikan edukasi pendidikan perlindungan seksual anak. (HO TribunWow.com)

Respons Positif Masyarakat

Dari aksi nyata pertama yang dilakukan Kakak Aman, masyarakat pun beri respons positifnya.

Kakak Aman pun banyak dikenal dari status whatsApp, mulut ke mulut hingga dari sekolah ke sekolah.

“Alhamdulillah dari aksi pertama itu kita jadi dikenal banyak orang. Dari status-status whatsApp, dari sekolah ke sekolah sampai mulut ke mulut. Akhirnya kita diundang ke banyak sekolah,” jelas ibu dua anak tersebut.

Selain itu, Hana dkk juga turut mengajak rekan-rekan relawan koneksi mereka untuk turut serta dalam gerakan Kakak Aman.

“Teman-teman karena ketemu di kerelawanan gitu. Jadi bukan hal yang yang sulit untuk kami, seperti misalnya mengeluarkan uang pribadi. Karena emang misi kita untuk melakukan hal secara sukarela,” lanjutnya.

Lebih lanjut, semakin dikenalnya Yayasan Kakak Aman juga mendapatkan respons nyata dari masyarakat.

Di mana, beberapa masyarakat turut memberikan bantuan sukarela tanpa adanya pengajuan dana atau proposal dari Kakak Aman.

“Alhamdulillah ternyata meskipun kita gak pernah minta donasi tidak pernah sekalipun sampai hari ini, tapi rezekinya datang sendiri. Kayak misalkan ada relasi gitu yang di luar Banten melihat status Wa ku atau di Instagram gitu. Mereka niatkan ingin bantu gerakan ini, gimana caranya gitu, karena aku gak bisa ke sana, aku titip ini aja,” jelas Hana menirukan pesan dari rekan-rekan donatur yang turut memberikan bantuan dana ke gerakan Kakak Aman.

Dalam penggunaannya, bantuan dana tersebut diperuntukkan buat perangkat media pembelajaran untuk guru-guru di sekolah.

Tak hanya itu, bantuan dana itu juga digunakan untuk pembuatan souvenir yang nantinya diberikan ke anak saat berhasil menjawab pertanyaan yang diberikan.

“Dan itu sangat-sangat kami manfaatkan dengan hati-hati. Kayak misalkan kita bikin perangkat media belajar, lalu dibagikan ke guru-guru di sekolah gitu. Supaya edukasi kita ini bisa berkelanjutan atau kita buat souvenir untuk anak-anak ketika berhasil menjawab pertanyaan. Itu mungkin enggak mahal, tapi itu berarti banget buat mereka,” lanjutnya.

Mendapatkan Apresiasi Dalam dan Luar Negeri

Selain di apresiasi masyarakat, Kakak Aman juga berhasil mendapatkan sejumlah prestasi dan penghargaan baik dari dalam negeri hingga tingkat ASEAN.

“Alhamdulillah kita udah dapet rezeki juga, kita iseng-iseng. Waktu itu dikasih tahu sama teman untuk daftar di program YSEALI Seeds for the Future. Itu program pendanaan skala kecil. Sebenernya dari US Embassy, dan kami alhamdulilahnya se-ASEAN menjadi salah satu penerima bantuan dari US Embassy,” ungkap Hana

Wanita kelahiran asli Serang itu juga mengungkapkan, Kakak Aman berhasil diundang untuk mempresentasikan gagasannya tentang Pendidikan Perlindungan Seksual Anak ke Bangkok, Thailand.

Penghargaan yang didapatkan itu pun digunakan Kakak Aman untuk memulai safarinya keliling Banten untuk mengedukasi anak-anak.

Tepatnya keliling ke-8 kabupaten dan kota yang ada di Banten sembari menjaring relawan-relawan baru.

 “Selain itu, kita juga pernah diundang ke Bangkok, Thailand untuk mempresentasikan apa yang kita lakukan ini. Dan akhirnya dari situ kita pakai untuk keliling Banten. Jadi 8 kabupaten kota itu kita datangin semuanya. Kita edukasi anak-anak yang ada di sana, kita juga mencari relawan,” bebernya.

Meski begitu, Hana berujar jika hal terpenting dari yang dilakukannya bersama Kakak Aman yakni mendapatkan exposure dan networking. 

Terlebih, di tingkat ASEAN, isu yang di angkat Kakak Aman juga jadi perhatian beberapa negara lain.

Bahkan, networking asal Brunei Darussalam juga turut ingin mengadaptasi modul Kakak Aman untuk digunakan di negaranya.

“Sebenarnya yang paling penting di atas pendanaan itu exposure sih sama networking. Jadi, memang setelah terexpose di US Embassy itu. Kita banyak bertemu dengan penggerak-penggerak lain yang bukan hanya di Indonesia. Tapi se-ASEAN gitu ya Yang terutama punya isu yang sama di bidang pendidikan dan perlindungan anak."

"Setelah dapat pendanaan itu kita juga beberapa kali diundang untuk memberikan semacam presentasi supaya bisa menginspirasi teman-teman lain. Bukan cuma di Indonesia tapi juga di ASEAN, karena yang saya dapatkan di waktu ke Thailand saat ngobrol dengan teman-teman di sana, ternyata permasalahan kekerasan seksual ini juga bukan hanya di Indonesia tapi juga di negara-negara mereka, bahkan di Brunei pun waktu itu ada dari networking yang di sana dia menyampaikannya via Instagram, bisa gak kalau kita pakai modul Kakak Aman ini untuk kegiatan di Brunei gitu ditranslate ke bahasa Inggris gitu,” ucapnya.

Satukan Gerak Terus Berdampak, Kita Satu Indonesia

Pendanaan yang didapatkan Kakak Aman juga diperuntukkan untuk memberikan wadah kepada relawan-relawan yang tertarik untuk ikut dalam gerakan pendidikan perlindungan anak dari kejahatan seksual.

Kakak Aman ikut buka pendaftaran bagi relawan yang ingin berkecimpung di dunia pendidikan perlindungan seksual untuk anak.

“Nah jadi salah satu poin aktivitas yang kita gunakan dari pendanaan US itu juga salah satunya adalah pelatihan relawan. Jadi karena itu kita baru, belum setahun ya, belum setahun berkiprah langsung mendapatkan pendanaan. Akhirnya kita baru open recruitment. Relawan di sini tuh memang mendaftar ke kami. Rata-rata punya kepedulian yang sama, punya keresahan sama. Ingin melakukan sesuatu tapi bingung harus mulainya darimana,” ungkap Hana.

Setelah melakukan perekrutan relawan, Kakak Aman juga turut memberikan pelatihan terkait dengan modul pendidikan perlindungan seksual untuk anak.

Hana menjelaskan, pelatihan itu dilakukan guna mengantisipasi adanya relawan yang justru jadi pelaku kejahatan seksual terhadap anak.

“Terus kalau relawan terlatih, kenapa kita bilang terlatih, karena kita sangat memperhatikan orang-orang yang masuk ke bagian dari tim relawan. Kita pastikan dulu, sudah sama, jangan sampai kita menyampaikan pendidikan seksual justru relawan yang menjadi bagian dari kita malah melakukan pelanggaran.

Total, Yayasan Kakak Aman sudah memiliki 55 relawan yang sudah diberikan pelatihan.

Selebihnya merupakan relawan yang mengadaptasi modul dari Kakak Aman.

Di mana, modul Kakak Aman sudah diadaptasi oleh beberapa daerah di Indonesia mulai dari Banten, Surabaya, Papua Selatan, Makassar dan Bali.

“Relawan yang terdata oleh kita di Banten ada 55 relawan yang sudah diberikan pelatihan. Lalu selebihnya adalah adaptasi modul dari berbagai daerah. Sampai saat ini daerah yang sudah mengadaptasi sekitar 18 kabupaten kota. Yang paling jauh itu di Papua Selatan lalu Bali, Makassar dan lain-lainnya. Yang lumayan-lumayan dekat termasuk juga Surabaya,” bebernya.

Lebih lanjut, untuk memperluas jaringan, Kakak Aman juga bekerjasama dengan satu di antara universitas di Banten yakni Universitas Sultan Agung Tirta Yasa.

Bentuk kerjasamanya yakni pengiriman peserta magang untuk membantu program Kakak Aman.

Di mana, para peserta magan turut aktif berkeliling Kota Serang mulai hari Senin sampai Sabtu.

“Jadi walaupun kita nggak ada yang full time di Kaka Aman, tapi karena sudah berbentuk yayasan kan sekarang jadi dari Universitas Sultan Agang Tirta Yasa itu sudah 3 kali mengirimkan mahasiswa magang. Jadi yang Merdeka Belajar Kampus Merdka (MBKM) itu, terus Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) Pendidikan non-formal dan mereka secara aktif benar-benar setiap hari Senin sampai Sabtu berkeliling ke sekolah-sekolah. Jadi kita menyisir semua sekolah di Kota Serang, saat ini sementara masih di Kota Serang,” jelas Hana.

Di luar Banten, Kakak Aman sudah bekerjasama dengan Dinas Perlindungan Anak Provinsi Lampung dan Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung (UIN Lampung).

“Kalau di luar Banten juga kita sudah bekerja sama dengan Dinas Penyelindungan Anak Provinsi Lampung dan itu sudah dikolaborasikan. Modul kita dipakai oleh teman-teman mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) di UIN Lampung. Jadi yang KKN itu kan biasanya butuh kegiatan ya untuk anak-anak. Mahasiswa KKN itu strategis banget untuk melakukan ini secara sukarela,” lanjutnya.

Selain itu, Kakak Aman juga berkolaborasi dengan lembaga-lembaga terkait lainnya.

“Langkah lainnya kita berkolaborasi dengan lembaga-lembaga terkait. Tentunya di Banten sendiri pemerintahan, kami sudah menjalin kerjasama jadi mempermudah kita kalau ke dinas pendidikan untuk mengakses sekolah dan memberikan pelatihan pada guru dan lain sebagainya. Sudah berdialog juga dengan pengurus dari Lembaga Perlindungan Anak (LPAI), lembaga yang dipimpin oleh Kak Seto,” ungkapnya.

Ikut Libatkan Guru untuk Jadi Garda Terdepan Lindungi Anak dari Kejahatan Seksual

Terbaru, Kakak Aman juga turut membuat gerakan Forum Guru Aman.

Tujuannya untuk mewadahi para guru jika ada kejadian kejahatan seksual yang terjadi kepada anak di sekolah.

“Jadi Forum Guru Aman ini isinya adalah para tenaga kependidikan kita kumpulkan di suatu forum harapannya adalah mereka bisa merasa tidak sendirian gitu untuk menghadapi kejadian-kejadian terkait anak yang ada di sekolah. Kadang kan guru juga dituntut banyak banget gitu ya sama semua pihak, tapi tidak diberikan skill itu kan yang jadi masalah,” jelas Hana.

Hana juga membeberkan contoh edukasi yang diberikan Kakak Aman dalam wadah forum Guru Aman.

“Misalnya kemarin kita ambil tema kalau nemu gambar-gambar dalam tanda kutip jorok di buku anak, guru harus ngapain, banyak banget misalnya ada juga di bangku, di meja, bahkan di buku anak-anak. Hal itu menandakan jika ada kebutuhan anak yang harus diedukasi, bagaimana kapasitas guru, banyak guru yang masih bingung, akhirnya menyederhanakan hal itu sebagai kenakalan anak, anak ini pikirannya jorok, padahal kan tidak seperti itu,” pungkasnya.

Doa Guru Iringi Keberhasilan Kakak Aman Rengkuh Satu Indonesia Awards Astra

Menurut Hana, doa guru dan semua pihak yang pernah bekerjasama dengan Kakak Aman jadi satu di antara indikator keberhasilan mereka berprestasi di Satu Indonesia Awards yang diselenggarakan oleh Astra.

“Salah satu contoh misalnya kita ke sekolah, beberapa sekolah mengundang kita untuk mengisi sesi sosialisasi perlindungan anak dari kekerasan seksual. Dan ketika kami datang itu sambutannya luar biasa mulai dari guru sampai kepala sekolah. Mereka berterima kasih sampai belasan kali karena sekolah menganggap mereka tak bisa menyediakan apa-apa. Padahal kami selalu bilang, mengundang kami tidak perlu mikir apa yang harus dikasih ke kami. Kami insyallah ada, kami diundang saja sudah senang banget.”

Hana mengaku, apa yang dilakukannya bersama Kakak Aman hanya hal sederhana.

Namun ternyata, hal sederhana itu justru sangat berkesan untuk teman-teman guru di sekolah.

“Sebenernya yang kami lakukan ini sederhana, tapi ternyata sangat berarti bagi teman-teman guru di sekolah, apalagi kan di sekolah-sekolah negeri gitu kan, SD, TK dan PAUD gitu. Jadi itu sih yang membuat saya pada akhirnya kalau misalkan flashback sampai akhirnya kita memperoleh apresiasi dari Astra, ya mungkin doa-doa guru itu kali ya yang bisa membuat daftar sampai ketahap itu.”

“Karena kalau dipikir pakai logika kak, yang daftar Astra di tahun 2024 itu 18 ribu orang. Nyaringnya aja itu kan gimana caranya kalau bukan keajaiban. Kami benar-benar speechless bisa sampai sejauh ini dan sadar banget kalau apa yang didapatkan sekarang itu pasti datangnya dari doa orang-orang yang tulus mendoakan kami,” ujarnya.

Lebih lanjut, Hana menceritakan perjuangan awalnya ikut serta dalam Satu Indonesia Awards yang diselenggarakan oleh Astra.

Saat itu, Hana mendaftarkan atas nama pribadi karena Satu Indonesia Awards Astra berkaitan dengan apresiasi terhadap individu atas hal besar yang sudah dilakukan,.

“Kalau tidak salah di awal tahun ya 2024 kami baru jalan itu tahun 2023 Januari akhir. Kami saat itu sudah punya portofolio saat daftar Satu Indonesia, sudah pernah mendapatkan pendanaan dari tingkat ASEAN tadi. Kami tidak tahu jika penghargaan apresiasi dari Astra ini ada uang apresiasi sebesar Rp60 Juta.”

“Astra ini berfokus pada individu, misalnya memang namaku yang dipakai, saya izin ke teman-teman untuk mendaftar, kebetulan saat itu kirim berkasnya H-1 penutupan. Sejujurnya, sudah masuk ke tahap penjurian saya sudah sangat bersyukur. Masing-masing bidang itu 4 finalisnya dan itu dari luar jawa semua finalis yang dari bidang pendidikan. Saya di situ satu-satunya perempuan,” ungkapnya dengan tertawa tipis.

Hana mengaku sangat Bahagia bisa bertemu dengan tokoh-tokoh kenamaan di Indonesia.

“Raline Shah, Dian Sastro terus waktu itu ada Prof. Emil Salim juga jadi rasanya tuh kayak mimpi dan ini rasanya udah cukup ya kalau misalnya kami gak menang tuh tidak apa-apa. Karena kami sudah sampai sini dinilai juri yang sangat expert itu sudah membanggakan. Saat itu penjuriannya dilakukan via zoom. Saat itu juri saya ajak bernyanyi bersama saat penjurian,” bebernya.

Momen ketika Hana Maulida mendapatkan Satu Indonesia Awards 2024.
Momen ketika Hana Maulida mendapatkan Satu Indonesia Awards 2024. (Instagram @hanaulida)

Dampak Besar dan Keberlanjutan Satu Indonesia Awards untuk Kakak Aman

Lebih lanjut, Hana juga membeberkan manfaat besar keberlanjutan yang dirasakan Kakak Aman setelah mendapatkan apresiasi Satu Indonesia Awards.

Mulai dari ikut serta program Corporate Social Responsibility (CSR) Astra hingga terus mendapatkan exposure dari media.

“Karena benar-benar tuh hampir ada aja gitu, kayak event-event yang diselenggarakan ASTRA kami selalu dilibatkan. Terus media-media enggak berhenti untuk mewawancarai kami, bahkan satu di antaranya bisa satu frame dengan Grite Agata. Kami sangat bersyujur sekali dapat banyak manfaat setelah mendapatkan apresiasi Satu Indonesia Awards ini,” kenangnya.

Keuntungan lainnya, Kakak Aman juga pernah memberikan pelatihan untuk guru PAUD se-DKI Jakarta.

Serta turut memberikan edukasi di hari anak nasional untuk anak-anak dengan latar belakang berbeda-beda seperti disabilitas hingga anak jalanan.

Termasuk manfaat pribadi yang dirasakan Hana saat Raline Shah turut menyimpan nomor pribadinya.

“Bahkan Raline Shah juga nyimpen nomer saya, karena kan beliau di Komdigi ya dan beliau salah satu yang ngurusin soal kebijakan tentang keamanan anak di ruang digital jadi kami sempat diskusi.

Paling berkesan tentu saja saat Hana bertemu dengan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA), Arifah Fauzi.

“Astra ini kan masuk ke Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia (APSAI), jadi perusahaan-perusahaan memang dimintai komitmen untuk peduli dengan isu anak dan di situ kita juga bertemu dengan Ibu Menteri PPPA,” ujarnya seraya mengenang masa itu.

Tak hanya itu, jaringan Satu Indonesia Awards mulai edisi pertama hingga terbaru di tahun 2024 pun dikumpulkan dalam satu forum bersama.

“Sampai saat ini pun jaringan di Satu Indonesia Awards itu kan sejak 15 tahun atau 16 tahun lalu, bener-bener di keep untuk para penerima apresiasi. Dipersatukan dalam sebuah forum yang memang forum itu isinya para penggagas keren se-Indonesia. Merasa sangat bersyukur dan terbantulah dengan insipirasi dari daerah-daerah lain, kita jadi tahu harus kemana saat membutuhkannya,” pungkasnya.

(TribunWow.com/Adi Manggala S)

Tags:
ASTRAKejahatan SeksualAnak-anakKakak Aman IndonesiaSatu Indonesia AwardsHana Maulida
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved